Seskab: TNI Harus Selidiki Jatuhnya Pesawat T-50i di Yogyakarta

TNI perlu menginvestigasi penyebab, karena pesawat latih itu adalah pesawat baru.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 21 Des 2015, 13:58 WIB
Diterbitkan 21 Des 2015, 13:58 WIB
20150928-KPK-Jakarta-Pramono-Agung
Pramono Anung memberikan keterangan kepada awak media usai mengunjungi KPK, Jakarta, Senin (28/9/2015). Kedatangan Pramono untuk menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) ke KPK. (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Pesawat T-50i Golden Eagle milik TNI Angkatan Udara jatuh saat beratraksi di gelaran Gebyar Dirgantara Akademi Angkatan Udara (AAU), Yogyakarta, Minggu 20 Desember 2015.

Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, TNI AU harus segera menginvestigasi penyebab jatuhnya pesawat tersebut, terlebih pesawat tersebut termasuk dalam kategori baru.

"TNI perlu untuk melakukan investigasi apa yang akan menjadi penyebab, karena pesawat latih itu adalah pesawat baru. Kami juga mendengar bahwa pilotnya adalah pilot yang sangat berpengalaman," ujar Pramono Anung di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/12/2015).

Investigasi tersebut menurut Pramono juga untuk mengetahui apakah ada unsur kesalahan manusia dalam kecelakaan yang menewaskan pilot dan kopilot.

"Memang acara di Yogyakarta ingin menunjukkan ke masyarakat bahwa sekarang TNI AU punya peralatan cukup canggih, tapi malah kemudian ada pesawat yang jauh sehingga perlu bagi AU dan TNI kita untuk melakukan investigasi. Apa yang menjadi penyebab utamanya karena dengan peralatan yang baru, apakah karena human error atau technical error, perlu kita semua mengetahui hal itu," kata Pramono.

Pramono mengatakan, dia telah berkonsultasi dengan Presiden untuk mengantisipasi agar peristiwa serupa tidak terjadi lagi. Pemerintah saat ini sangat berkepentingan mengembangkan sistem alutsista yang bagus.

"Kita juga ingin memperkuat pertahanan dan keamanan negara. Kalau kemudian ada salah satu peralatan yang  jatuh, kita perlu mengetahui apa yang menjadi penyebab utamanya. Apakah memang ada kesalahan human error atau salah dari awal dari sistem yang dibangun," kata Pramono.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya