Pendakian ke Gunung Semeru Ditutup Total Mulai 4 Januari

Penutupan tersebut akan terus berlangsung hingga batas waktu yang belum ditentukan.

oleh Zainul Arifin diperbarui 04 Jan 2016, 16:24 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2016, 16:24 WIB
20150722-Gunung berstatus waspada-Indonesia-Gunung Semeru
Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Pulau Jawa, dengan puncaknya Mahameru, 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl). Gunung Semeru terletak di Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, di Jawa Timur kini berstatus waspada. (Istimewa)

Liputan6.com, Malang - Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS) menutup total jalur pendakian ke Gunung Semeru mulai 4 Januari 2016. Penutupan tersebut akan terus berlangsung hingga batas waktu yang belum ditentukan.

"Penutupan untuk pemulihan ekosistem," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (BB TNBTS), Ayu Dewi Utari melalui pesan tertulisnya di Malang, Jawa Timur, Senin (4/1/2016).

Menurut dia, prioritas utama setelah penutupan jalur pendakian ini memang untuk pemulihan ekosistem di kawasan Semeru. Gunung tertinggi di pulau Jawa ini sempat dilanda kebakaran pada pertengahan Oktober 2015 silam. Saat itu lebih dari 100 hektare lahan di kawasan Semeru hangus dilalap si jago merah. Saat itu Semeru juga ditutup total untuk pendakian.

Semeru kembali dibuka untuk pendakian pada 1 Desember 2015 sampai dengan perayaan tahun baru kemarin. Selama dibuka itu rata-rata ada 300 hingga 500 pendaki naik ke Semeru. Karena itulah, kawasan taman nasional ini butuh recovery untuk pemulihan ekosistem. Selama ditutup, petugas BB TNBTS bersama tim relawan akan bersih-bersih di sepanjang jalur pendakian.

"Banyak pendaki selama libur akhir tahun kemarin. Karena itu penutupan untuk pemulihan ekosistem ini mutlak dibutuhkan," ujar Ayu.

Penutupan jalur pendakian Gunung Semeru juga sesuai UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya yang menyebutkan penutupan jalur pendakian dapat dilakukan karena kondisi membahayakan dan alasan kepentingan pemulihan ekosistem.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya