Liputan6.com, Jakarta - Anggota Polsek Senen, Jakarta Pusat, Bripka Taufik Hidayat yang tewas saat penggerebekan di Matraman, Jakarta Timur, dimakamkan di samping kuburan ibunya di Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barati.
Banyak kerabat dan teman dari kepolisian datang untuk memberikan penghormatan terakhir kalinya.
Pria kelahiran 2 Februari 1981 itu dikenal baik dan suka humor. Taufik juga dikenal pekerja keras. Cita-citanya jadi anggota polisi sudah diidamkan sejak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD).
"Polisi cita-citanya dia. Dia mendaftar sendiri tahun 2002 di Lido. Dapat ranking terus dari SD," kata kakak Bripka Taufik, Yuyun Sri Rahayu, kepada Liputan6.com, Jakarta, Rabu (20/1/2016).
Sebelum kepergiannya, sang adik seperti sudah memberi isyarat. Belakangan, Taufik sering mengatakan dia ingin sekali mengajak sang ayah, Odom Sadia, dan dirinya umrah. Dan seminggu sebelum ditemukan tewas, anak ke 3 dari 4 bersaudara itu mimpi memanggil nama ibunya, Rokayah.
Baca Juga
"Istrinya cerita, seminggu sebelum Taufik meninggal, Taufik sakit. Kan dia diabetes tuh. Taufik mengigau terus, manggil-manggil ibunya. Istrinya (Dewi) takut dan sedih lihat Taufik begitu, terus telepon saya malam-malam. Ya dengar begitu saya jadi ikut nangis, ingat ibu," kata Yuyun.
Pria penyuka sate Maranggi itu juga meninggalkan kenang-kenangan untuk anaknya, Reihan. Dia menyempatkan membeli sepeda baru untuk Reihan yang saat ini duduk di kelas 2 SD. Padahal, saat itu dia baru pulih dari sakit. Yuyun juga mengaku ditemui terakhir kalinya saat menjemput Reihan dan almarhum hanya tersenyum.
"Reihan dibelikan sepeda, soalnya sepeda hilang. Baru seminggu itu sepeda dia beli bilang buat kenang-kenangan," ujar Yuyun.
Advertisement
Bripka Taufik tewas saat ikut dalam operasi penangkapan bandar narkoba di Jl Slamet Riyadi RT 12 RW 04 Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur.
Ia diduga tidak bisa berenang lantaran Ciliwung berlumpur. Namun keluarga menyebut ada luka bekas sabetan di lengan kiri atas.