Liputan6.com, Jakarta - Setelah penyerangan tim polisi oleh sekelompok orang yang terlibat jaringan bandar narkoba, kompleks Berlan di Jalan Slamet Riyadi, Matraman, Jakarta Timur, menjadi perhatian. Serangan balik yang dilancarkan bandar narkoba di daerah itu kepada polisi berujung pada tewasnya Bripka Taufik Hidayat dan seorang informan polisi.
Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama pun geram dengan kondisi ini. Dia mengaku sudah berkoordinasi dengan kepolisian terkait kondisi kampung yang disebut sebagai sarang narkoba itu. Melihat dari lokasi yang berada di bantaran kali, gubernur yang karib disapa Ahok itu berniat menertibkan kompleks Berlan.
"Kita akan gusur. Tapi kan nunggu rusun juga. Kan, kadang-kadang juga ada orangtua yang baik, anaknya yang terlibat. Nah, kita harus gusur semua," kata Ahok di Balai Kota, Jakarta, Jumat (22/1/2016).
"Yang enggak terlibat aja kita mau gusur, apalagi yang terlibat begitu ya," kata dia.
Baca Juga
Mantan Bupati Belitung Timur itu mengaku sudah meminta Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian untuk menggelar operasi di Berlan. Di sisi lain, RT/RW diminta untuk terus mengawasi dan membina warga. Masalahnya, tidak semua berani mengungkapkan bisnis haram yang sudah mengakar di wilayah itu.
"Kita minta lewat lurah, RT, RW. Tapi enggak semua lurah berani pecat RT/RW. RT/RW juga enggak berani bersuara," kata Ahok.
Sejak penggerebekan narkoba "berdarah" yang terjadi pada 18 Januari 2016 itu, sang gubernur sudah meminta Kapolda Tito untuk meningkatkan operasi di kompleks Berlan. Bila perlu dengan kekuatan penuh, sehingga tidak ada lagi kampung jadi sarang narkoba.
"Nah, makanya perlu dilakukan operasi-operasi. Operasi pertama itu kan kepolisian dari camat nemuin. Tapi enggak sangka orang kayak gitu lebih kejam gitu lho, berani lawan petugas," ucap dia.
"Nah, kalau sudah berani lawan petugas, ya sudah harus operasi yang penuh, itu aja terus," Ahok menegaskan.