Liputan6.com, Jakarta - Fitri Aulia (14) alias Pipit 'Spiderkid'Â suka sekali memanjat. Tercatat sudah puluhan tower berhasil dipanjatnya hingga dia mengembuskan napas terakhir di usia 14 tahun.
Memanjat benda-benda tinggi merupakan cara Fitri untuk mengekspresikan rasa marahnya dan juga sebagai bentuk protes. Tak jarang dia beraksi karena alasan sepele.
Baca Juga
Seperti saat dia menaiki SUTET di Ciputat, Tangerang Selatan (Tangsel) pada Januari 2016 lalu. Kala itu Fitri kesal lantaran kipas angin di rumahnya rusak.
Beragam cara pun harus dilakukan agar bocah berkerudung itu mau turun dari tower-tower tinggi tersebut. Termasuk mengiming-ngimingi Fitri dengan sejumlah janji manis.
Apa saja bujukan maut yang bisa membuat Fitri mau turun dari ketinggian? Berikut catatan yang dihimpun Liputan6.com, Jumat (5/2/2016):
Jalan-jalan
6 September 2011, Fitri yang sudah berkali-kali menaiki tower kembali melakukan aksinya. Hari itu dia memilih tower SUTET di Jalan Brigjen Katamso, Palmerah, Jakarta Barat.
Tanpa rasa takut si bocah memanjat hingga mencapai puncak tower. Bahkan ia sempat melakukan atraksi yang membuat para warga tercengang karena sempat berjoget di ujung tower dan berakrobat.
Petugas pemadam kebakaran yang tiba di lokasi langsung memasang balon udara di bawah tower. Bahkan dua petugas memanjat tower untuk mengevakuasi Fitri.
Namun Fitri tak mau turun. Dia baru menurut setelah ibunya menjanjikan akan mengajaknya jalan-jalan.
Advertisement
Uang Rp 50 Ribu
12 September 2011, warga di sekitar ruas Jalan Tomang Raya, Grogol, Jakarta Barat mendadak heboh. Saat itu semua mata memandang ngeri ke tower SUTET yang berada di kawasan tersebut.
Di atas ketinggian itu Fitri berdiri. Polisi dan sejumlah warga, termasuk ibunya Sumarni, berusaha membujuk bocah itu untuk turun.
Â
Karena masih tak mempan, polisi dan warga akhirnya mengiming-iming dia uang Rp 50 ribu. Langkah ini berhasil. Sedikit demi sedikit Fitri turun.
Namun, ia sempat nyaris kembali memanjat tower. Setelah sekitar lebih dari 1,5 jam berada di atas ketinggian tower 120 meter, Fitri pun benar-benar turun.
Kak Seto
Sebulan lalu, Fitri mengunjungi rumah pemerhati anak Seto Mulyadi. Namun, pria yang dikenal dengan panggilan Kak Seto itu sedang tak berada di rumah.
Kesal tidak bisa menemui Kak Seto, Fitri pun kembali beraksi dengan memanjat atap rumahnya yang berlantai 2. Sesampainya di atap, dia melemparkan beberapa genteng ke halaman.
Seperti diceritakan Kak Seto. "Sekitar sebulan atau 3 minggu lalu, dia dan penggiat anak di Tangsel datang ke rumah saya. Katanya mau ketemu, tapi saya tidak ada di rumah," kata Kak Seto pada 4 Januari 2016.
Mendapat kabar tentang aksi bocah itu, Seto pun langsung bergegas pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Fitri yang masih di atas atap dibujuknya untuk turun.
"Pit, ayo sini turun. Katanya mau ketemu," tutur Kak Seto menirukan ajakannya saat bertemu Fitri.
Gadis yang tak bersekolah itu langsung bergegas turun, dan langsung mencium tangan serta memeluknya.
Advertisement
Makan
Januari 2016, dini hari, Fitri terbangun dari tidurnya karena banyak nyamuk lantaran kipas angin di rumahnya rusak. Dia pun meminta dibelikan kipas angin yang baru.
Namun permintaan itu ditolak ibundanya, Sumarni. Tidak puas karena permintaanya ditolak, Fitri langsung kabur dari rumah. Saat dicari ternyata dia menginap di rumah salah satu kerabat di bilangan Jurangmangu.
Namun, saat hendak dijemput, Pipit langsung kabur. Sekitar pukul 09.00 WIB, Sumarni kembali mencari Pipit. Rupanya, Pipit sudah berada di atas menara SUTET setinggi 30 meter.
Pukul 11.00 WIB, hujan deras dan gemuruh petir mewarnai langit Tangsel. Namun Pipit tak peduli.
Dia pun diiming-imingi uang agar mau turun. Namun itu tak berhasil. Baru pada pukul 14.00 WIB, setelah hujan reda, seorang petugas pemadam kebakaran, yang datang langsung melambaikan tangannya ke atas meminta Pipit untuk turun.
Dia juga mengajak bocah itu untuk makan. "Pit, ayo sini turun. Masih kenal om tidak? Ayo turun, makan dulu," pinta Imam.
Tak disangka, ajakan Imam ampuh. Pipit langsung mengiyakan ajakan tersebut dan turun dari menara SUTET.