Ultimatum BNN Jika Razia Narkoba di Lapas Dipersulit

Arman menambahkan, masalah narkoba perlu kecepatan dalam pengungkapan. Bila terlambat, barang bukti bisa hilang dalam sekejap.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 16 Feb 2016, 15:11 WIB
Diterbitkan 16 Feb 2016, 15:11 WIB
Ilustrasi Narkoba 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi Narkoba 1 (Liputan6.com/M.Iqbal)

Liputan6.com, Jakarta - Lembaga Pemasyarakatan (lapas) masih menjadi lahan empuk bandar narkoba untuk mengendalikan bisnis narkoba. Bisnis semacam ini yang hendak diberantas Badan Narkotika Nasional (BNN).

Namun, petugas di lapangan kerap kesulitan masuk dan menggeledah lapas. Kesulitan itu juga sudah dikeluhkan Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso.

Deputi Pemberantasan BNN Irjen Pol Arman Depari menyebut atasannya memberi peringatan kepada para petugas lapas untuk membuka diri bila ada petugas ingin razia. Sebab, masih banyak peredaran narkoba di lapas.

"Itu bentuk peringatan karena kita melihat masih ada peredaran dari dalam. Kita mengingatkan, supaya sama-sama kita berantas. Kita tidak main-main, akan kita serang," ujar Arman usai peresmian tim pemantau orang asing oleh Dirjen Imigrasi di kawasan Cawang, Jakarta Timur, Selasa (16/2/2016).

Kesulitan masuk lapas, kata Mantan Direktur Tindak Pidana Narkoba Mabes Polri itu, disebabkan  adanya oknum sipir diduga turut bermain dalam peredaran narkoba. Belum lagi, ada sipir yang mengharuskan petugas melewati serangkaian prosedur untuk dapat masuk lapas.

Arman menambahkan, masalah narkoba perlu kecepatan dalam pengungkapan. Bila terlambat, barang bukti bisa hilang dalam sekejap.

"Ada yang sejam, 2 jam bahkan lebih. Ini yang mau kita pangkas. Perlu kecepatan dan mengumpulkan barang bukti," pungkas Arman.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya