Liputan6.com, Malang - Penangkapan 6 orang terduga teroris di Malang, Jawa Timur, bukan berarti telah mengikis habis jaringan terorisme di wilayah tersebut. Kepolisian setempat menyebut kemungkinan besar masih ada jaringan teroris di wilayah Malang Raya.
Kapolres Malang AKBP Yudho Nugroho mengatakan, pihaknya meminta seluruh stake holder atau pemangku kepentingan dan elemen masyarakat di wilayah Malang Raya yang meliputi Kabupaten Malang, Kota Malang dan Kota Batu turut terlibat menjaga keamanan.
“Bisa jadi jaringannya masih ada. Karena itu, kalau ada yang mencurigakan di lingkungan sekitar segera laporkan ke kami,” ujar Yudho di Malang, Minggu (21/2/2016).
Ia juga meminta warga tidak mengintimidasi keluarga terduga teroris di Malang. Justru keluarga terduga teroris harus diberi pemahaman dan dibantu agar tak turut menjadi bagian kelompok radikal. Kepolisian sendiri tetap memantau keluarga para terduga teroris yang ada di Malang.
Baca Juga
“Tetap kami pantau dan diberi pembinaan dengan melibatkan instansi lain. Jangan diintimidasi,” kata Yudho.
Wilayah Malang Raya memiliki rekam jejak panjang terhadap jaringan terorisme.
Dr Azahari, otak di balik peristiwa Bom Bali tewas dalam sebuah penyergapan di Kota Batu pada 2005. Kota Batu juga menjadi tempat persembunyian Hendrawan, warga negara Singapura anggota jaringan teroris Noordin M Top yang ditangkap Densus 88 di Solo, Jawa Tengah pada 2009.
Di awal Januari 2014, sebuah mesin ATM di Karangploso Kabupaten Malang meledak. Kepolisian saat itu menduga aksi itu dilakukan oleh kelompok teroris. Pada Maret 2015 silam, 6 orang yang diduga terkait ISIS ditangkap Densus 88 di Kota Malang.
Advertisement