Survei: Yusril Ihza Potensial Jadi Kuda Hitam Pilgub DKI 2017

Yusril disebut sebagai kuda hitam yang akan mengganggu kokohnya posisi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai cagub inkumben.

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Feb 2016, 16:33 WIB
Diterbitkan 22 Feb 2016, 16:33 WIB
20160602-Yusril
Yusril Ihza Mahendra. (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta - Di tengah makin banyaknya nama yang dimunculkan untuk meramaikan Pilkada DKI 2017, sosok Yusril Ihza Mahendra juga muncul sebagai kandidat calon gubernur selanjutnya.

Bahkan, nama Ketua Umum Partai Bulan Bintang itu disebut sebagai kuda hitam yang akan mengganggu kokohnya posisi Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai calon gubernur incumbent. Hal ini setidaknya berdasarkan survei yang dilakukan Populi Center pada 13-17 Februari 2016.

Dari survei yang melibatkan 400 responden di seluruh wilayah DKI Jakarta itu, nama Ahok meraih 52,2 persen atau unggul dari 7 nama lain seperti Ridwan Kamil, Yusril Ihza Mahendra, Rano Karno, Adhyaksa Dault, Nachrowi Ramli, Ahmad Dhani, dan Sandiaga Uno.

"Dari elektabilitas 8 tokoh, nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memang sudah di atas 50 persen. Namun, ada temuan menarik di mana nama Yusril Ihza Mahendra berpotensi menjadi kuda hitam, karena berada di posisi ketiga dengan meraih 6 persen di bawah Ridwan Kamil dengan 12 persen dan Ahok," ujar peneliti Populi, Nona Evita, di Jakarta, Senin (22/2/2016).

Bukan hanya itu, Populi juga mencoba melakukan head to head antara Yusril dengan Sandiaga Uno, di mana kedua nama itu diusung oleh Partai Gerindra.

 

"Hasilnya, sebanyak 38 persen memilih Yusril dan hanya 8 persen memilih Sandiaga Uno. Namun, responden yang masih belum memutuskan atau ragu-ragu sebanyak 44 persen, dan memilih tidak menjawab sebesar 10 persen," tutur Evita.

Percaya Diri Yusril

Di tempat yang sama, Yusril mengaku kepercayaan dirinya semakin besar, apalagi saat ini dirinya baru mengumumkan akan maju. Mantan Menteri Kehakiman itu pun tak mempermasalahkan jika ada yang meragukan dirinya.

"Di banyak survei kan selalu teratas incumbent dan itu wajar. Kalau masyarakat awam kan nanya apa yang diunggulkan dari Gubernur yang sudah maju. Saya kan belum bisa membuktikan, karena belum pernah menjadi Gubernur," ungkap Yusril.

Dia pun enggan mengungkapkan apa saja keunggulan dirinya dan layak dipilih sebagai Gubernur DKI Jakarta. "Hal yang baik tak usah tanya-tanya. Tanya pengamat saja ya," pungkas Yusril.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya