Liputan6.com, Jakarta - Setiap hari ada saja warga Jakarta yang datang ke Balai Kota. Di tempat Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berkantor ini mereka menumpahkan kesusahan, pelayanan yang tidak maksimal, dan segala hal yang terkait dengan kehidupan mereka di Ibu Kota.
Hari ini, Kamis (17/3/2016) seperti biasa beberapa warga sudah berbaris rapi di depan pintu Balai Kota menunggu kedatangan Ahok. Di barisan pertama, terlihat seorang ibu yang menggendong anaknya berusia 3 tahun. Pandangannya tampak cemas melihat gerbang yang mulai terbuka.
Tubuhnya tak berhenti bergoyang agar anak yang digendongnya tetap tenang. Tangan kirinya tak melepas map bening yang dibawanya. Tepat di sebelahnya seorang nenek memegang botol berisi susu ikut menenangkan sang balita yang mulai bergerak ke sana-sini.
Baca Juga
Land Cruiser hitam B 1966 RFR tiba. Ahok yang baru pulang meresmikan RPTRA Pulo Gundul, Johar Baru, Jakarta Pusat, turun dari mobil dan menyalami sang ibu.
Sang ibu mulai menjelaskan masalah yang dihadapinya. Dengan nada mulai terisak, wanita yang mengenakan baju putih bermotif bunga itu meminta Ahok memberikan Kartu Jakarta Pintar (KJP) kepada kedua anaknya. Sebab, dirinya sudah tidak bekerja dan belum mendapatkan pekerjaan.
"Pak tolong saya, Pak, saya sudah tidak kerja, saya dulu sopir Transjakarta. Yang penting anak saya dapat KJP pak," kata dia sambil menunjukkan beberapa berkas yang dibawanya.
Ahok serius mendengarkan keluhan warganya itu. Dia termenung hingga tak sadar tangan kirinya naik ke pipi. Tak lama kemudian dia meminta stafnya untuk mengurus kepemilikan KJP anak sang ibu.
"Ini tolong diurus segera ya," kata Ahok pada seorang staf yang berada di hadapannya.
Sang ibu bersama nenek itu langsung menyalami tangan Ahok sambil terisak. Dia hanya bisa mengatakan terima kasih.
Ahok masih tampak termenung. Kepalanya hanya mengangguk begitu tangan kanannya diraih wanita berambut sebahu itu.
Staf yang diminta mengurus KJP itu pun membawa sang ibu ke tempat pengajuan undangan dan berkas Gubernur DKI Jakarta. Seluruh data yang dibutuhkan diserahkan.
Ahok kemudian melanjutkan langkahnya ke warga lain yang ingin mengadu.