Tolak Reklamasi Teluk Benoa, ForBali Beraksi di Car Free Day

Aksi dilakukan untuk mendukung gerakan ForBali yang ada di Bali.

oleh Devira Prastiwi diperbarui 20 Mar 2016, 10:59 WIB
Diterbitkan 20 Mar 2016, 10:59 WIB
Devira Prastiwi/Liputan6.com
Komunitas ForBali Jakarta menggelar aksi menolak reklamasi Teluk Benoa (Devira Prastiwi/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Komunitas ForBali Jakarta menggelar aksi menolak reklamasi Teluk Benoa, Bali, di acara Hari Bebas Kendaraan Bermotor (HBKB) atau Car Free Day (CDF) di Bundaran Hotel Indonesia (HI) Jakarta. Aksi dilakukan untuk mendukung gerakan ForBali yang ada di Bali.

"Gerakan ini hari ini men-support aksi ForBali di Bali, kita ini ForBali Jakarta terdiri dari beberapa elemen, bentuknya solidaritas gerakan," kata Humas ForBali Jakarta Made Bawayasa di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (20/3/2016).

Made menjelaskan gerakan ini sudah berlangsung selama 3 tahun. Bukan hanya Bali, tapi juga persoalan alam di sejumlah wilayah Indonesia lainnya.

"Harusnya itu Kementerian Lingkungan Hidup berdiri di garda terdepan bukan malah melegalkan amdal. Kita sudah analisa, punya timnya," ucap Made.

"Kita berjuang menjaga Bali. Di Bali Selatan akan menjadi bom penduduk karena di sana ada ketimpangan pembangunan. Adanya lahan yang direklamasi tapi tidak diapa-apakan, contohnya di Pulau Serangan," kata Made.

Dia mengatakan seharusnya pemerintah memanggil dan mengajak Gubernur Bali untuk diskusi. Menurutnya, akan berbahaya jika reklamasi diteruskan. Jika tetap diteruskan maka yang akan bergerak adalah masyarakat adat.

"Ini sudah ada 26 masyarakat adat yang bergerak. Kalau masyarakat adat bergerak, gubernur Bali enggak ada apa-apanya. Gerakan ini menjaga alam Bali karena kami meyakini alam itu memberikan lebih kepada masyarakat supaya alam ini dijaga," ujar Made.

 

Live Streaming

Powered by

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya