Liputan6.com, Tangerang - Rumah duka Kapten Cpn dr Yanto, korban meninggal akibat helikopter jatuh di Poso, Sulawesi Tengah Minggu kemarin penuh karangan bunga.
Pantuan Liputan6.com, Senin (21/3/2016), puluhan prajurit dari Grup 1 Kopassus Serang, Banten, pun turut hadir memenuhi rumah duka. Mereka mengungkapkan rasa bela sungkawa kepada keluarga almarhum.
Sanak keluarga dan para tetangga juga terlihat memadati rumah duka yang beralamat di Kampung Sumur, Desa Wanakerta, Kecamatan Sindang Jaya, Kabupaten Tangerang, Banten.
Namun, kedua orangtua Kapten Yanto, Aipah dan Sutarno serta 4 adiknya, sudah berada di Bandara Halim Perdanakusumah menerima jenazah dan menghadiri proses pemakaman di Taman Makam (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Begitu juga istri almarhum, Isyana Setia Putri.
"Semua sudah ke Jakarta sekitar jam 10 pagi tadi. Kalau istrinya sudah menunggu di bandara," ujar Chaerudin, kerabat almarhum, Tangerang, Banten, Senin (21/3/2016).
Baca Juga
Menurut Chaerudin, pihak keluarga dan warga sekitar mengetahui kabar kematian Kapten Yanto dari televisi dan sejumlah media lain.
"Awalnya, kita hanya tahu ada kecelakaan helikopter, tapi enggak tahu kalau dari 13 nama itu salah satunya ada nama almarhum," kata dia.
Barulah pada malam harinya, lanjut Chaerudin, pihak keluarga mendapat kepastian dari TNI. Sementara, pagi harinya para tetangga mulai berdatangan untuk berbelasungkawa.
Menurut Chaerudin, Kapten Yanto sosok bertanggung jawab dan cerdas. Sejak kecil dia tinggal di desa itu dan menimba ilmu kedokteran di Lampung. Almarhum juga sempat bertugas di satuan Grup 1 Kopassus Serang-Banten sekitar 6 tahun.
"Padahal, nanti April almarhum berusia 40 tahun, ya usia kita tidak ada yang tahu," tutur Chaerudin seraya menambahkan, pihak keluarga akan menggelar tahlilan hingga 7 hari ke depan.