Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo diusulkan membentuk lembaga khusus untuk menangani berbagai persoalan di dunia digital. Pemerintah diminta tidak tinggal diam untuk menyelesaikan persoalan seperti yang terjadi antara sopir taksi konvensional dan layanan transportasi berbasis aplikasi digital atau online.
"Pemerintah perlu membuat unit khusus yang mendalami ini. Implikasi digital akan membangun implikasi sosial dan politik," ucap Komisaris Utama Balai Pustaka Hamid Basyaib dalam diskusi bertajuk 'Amuk Taksi, Ekonomi Kreatif dan Revolusi Digital' di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (26/3/2016).
Menurut Hamid, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta Kementerian Perhubungan bisa mengatur dari segi teknis. Namun, tetap dibutuhkan lembaga khusus yang mengawasi dan mengkaji setiap persoalan dunia digital.
Baca Juga
Persoalan yang dihadapi pengemudi taksi biasa, menurut Hamid, adalah dampak dari ketidakmampuan masyarakat untuk menyesuaikan dengan peradaban dan perkembangan teknologi. Dengan demikian, penyelesaian masalah tersebut tak hanya bisa dengan mengubah regulasi.
Dalam kesempatan yang sama, seorang pelaku usaha digital, Naufal Firman Yursak mengatakan, dunia digital sangat berpengaruh pada keutuhan suatu negara. Menurut dia, dunia digital dapat memberi keuntungan, namun di sisi lain dapat menjadi ancaman bagi kesatuan sebuah negara.
Misalnya, imbuh Firman, penggunaan aplikasi digital dapat meningkatkan persaingan usaha dan menaikkan kesejahteraan rakyat. Namun, media sosial dan semacamnya juga bisa digunakan untuk mengubah situasi politik.
Firman meminta agar pemerintah berkontribusi lebih dalam menangani persoalan terkait dunia digital dengan lebih bijaksana. Menurut dia, mencegah perkembangan dunia digital bukanlah jalan keluar untuk menyelesaikan persoalan.
"Ini aspek ekonomi yang enggak bisa ditahan, konvensional ke digital. Kalau misalnya ini ditimpangi kebutuhan dasar transportasi, layanan murah, perkembangan media sosial enggak bisa dibendung, justru harus ada reputasi yang adaptif," imbuh Firman.
Menurut dia, seharusnya menyesuaikan diri dengan perkembangan aplikasi online. Sebab, pertumbuhan pengguna smartphone tak bisa dibendung.