Polisi Kepung Wilayah Persembunyian Santoso

Pengepungan ini mencontoh tertangkapnya sejumlah anggota kelompok Santoso beberapa waktu lalu.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 31 Mar 2016, 17:25 WIB
Diterbitkan 31 Mar 2016, 17:25 WIB
Santoso
Tidak adanya suplai logistik membuat kelompok teroris Santoso kelaparan dan terjepit (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Operasi pengejaran kelompok Mujahiddin Indonesia Timur (MIT) yang dilakukan TNI-Polri masih dilakukan di Poso, Sulawesi Tengah. Operasi ini untuk memburu pimpinan kelompok teroris, Santoso.

Wakil Kepala Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah Kombes Leo Bona Lubis mengatakan, saat ini pihaknya telah melakukan penyekatan atau pengepungan di sejumlah titik. Antara lain di sekitar tempat persembunyian Santoso, Gunung Biru, Kabupaten Poso Pesisir.

"Artinya kami ikuti permainnya untuk menangkap, kami menunggu Santoso sampai keluar (tempat persembunyian)," kata Leo saat dihubungi di Jakarta, Kamis (31/3/2016).

Menurut Leo, pengepungan ini mencontoh tertangkapnya sejumlah anggota kelompok Santoso beberapa waktu lalu. Di mana, mereka mulai kesulitan untuk memenuhi kebutuhan logistik. Sehingga mereka terpaksa keluar dari tempat persembunyian.

"Mereka sudah enggak kuat sembunyi terus, mereka kelaparan. Lalu mencari makan akhirnya kami tangkap. Itu masalahnya mereka main petak umpet," ucap pria yang juga menjabat sebagai Ketua Tim Operasi Tinombala itu.

Sejauh ini, sambung Leo, operasi Tinombala berjalan cukup baik. Bahkan, operasi ini membuat Santoso Cs keluar dari wilayah yang mereka kuasai.

"Mereka sudah keluar dari wilayah yang mereka kuasai, yang kedua mereka juga keluar dari daerah yang mendukung dia," terang Leo.

Terkait jumlah anggota kelompok Santoso, Leo mengungkapkan, masih tersisa puluhan orang. Beberapa di antaranya merupakan suku Uighur.

"Kurang lebih 29 tapi kita tidak punya data persis. Perkiraan kita cuma suku Uighur masih ada 2 orang," tambah Leo.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya