Bima Arya Beber Kelebihan Sistem Satu Arah di Bogor

Wali Kota Bogor segera membuat aturan soal sistem satu arah di sekitar Kebun Raya.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 19 Apr 2016, 09:32 WIB
Diterbitkan 19 Apr 2016, 09:32 WIB
Bogor
Sistem satu arah di Bogor

Liputan6.com, Bogor - Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat memberlakukan secara permanen Sistem Satu Arah (SSA) di seputar Kebun Raya Bogor (KRB), setelah dilakukan masa uji coba selama 18 hari.

Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan dalam waktu dekat pemkot segera merumuskan payung hukum penerapan SSA dalam bentuk Peraturan Wali Kota Bogor (Perwali). Selain itu, dia juga akan menggenjot sosialisasi dan perbaikan infrastruktur seluruh ruas jalan yang terdampak sistem tersebut.

"Hasil evaluasi yang disampaikan dinas maupun tim peneliti dari mahasiswa tentang kondisi riil keadaan jalan, disimpulkan bahwa keadaan jalan tidak saja di koridor utama dan koridor pendukung, level of service (LoS)-nya naik. Waktu tempuh juga bertambah signifikan," papar Bima saat membacakan kesimpulan dari hasil rapat evaluasi SSA di Bogor Green Room, Balai Kota Bogor, Senin 18 April 2016 malam.

Namun demikian, Bima mengatakan ada catatan khusus dengan diberlakukannya sistem ini, yaitu pertambahan kecepatan kendaraan yang perlu diantisipasi, terutama di kawasan sekitar Istana Bogor.


Catatan lainnya adalah adanya hambatan di sejumlah titik lokasi dan kapasitas jalan yang perlu diperbaiki, kurangnya rambu-rambu, serta friksi trayek angkot.

"Pekerjaan rumah kami juga adalah bagaimana menentukan lokasi Car Free Day yang selama uji coba sistem satu arah dihentikan sementara. Tetapi secara umum program ini sudah baik," jelas Bima.

Kepala Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (DLLAJ) Achsin Prasetyo menjelaskan, penerapan Sistem Satu Arah diklaim berdampak positif. Terutama terhadap peningkatan kinerja sebanyak 14 ruas jalan koridor utama dari 16 ruas jalan yang ada di seputar Kebon Raya Bogor.

"Hanya tinggal 2 segmen ruas jalan saja yang masih mendapatkan LoS D, yaitu Jalan Otista dan Jalan Kapten Muslihat 1," kata Achsin.

Sebelum uji coba SSA, dari 16 ruas jalan koridor utama di seputar Kebun Raya Bogor, ada delapan segmen ruas jalan yang berada pada kondisi kritis dengan LoS D. Ini terjadi baik pada saat hari kerja maupun hari libur.

Kedelapan segmen ruas jalan itu meliputi Jalan Jalak Harupat 1 dan 2, Jalan Juanda 1, 3, dan 4, Jalan Otista, Jalan R Saleh S Bustaman (Raya Empang), serta Jalan Kapten Muslihat 1.

Achsin merinci, untuk kinerja 19 ruas jalan pendukung di seputar kebun raya, juga mengalami peningkatan kinerja. Sebelum diterapkan SSA ada 10 segmen ruas jalan pendukung yang berada pada kondisi kritis dengan LoS D. Tetapi, saat diberlakukannya SSA tinggal menyisakan 7 segmen ruas jalan dengan LoS D.

"Segmen ruas jalan yang masih dengan LoS D ini di antaranya Jalan Lawang Saketeng, Jalan R Aria Suryawinata (Pulo Empang), Jalan R.E. Martadinata 1 dan 2, Jalan Pengadilan, Jalan Kapten Muslihat 2, dan Jalan Pedati," ungkap Achsin.

Dari hasil evaluasi juga Achsin menerangkan jika waktu tempuh kendaraan di seputar kebun raya sebelum SSA 17,41 menit, kini menurun menjadi 11,8 menit.

"Artinya waktu tempuh keliling seputar kebun raya lebih cepat dibanding sebelum ada SSA," ujar Achsin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya