Mengapa Banjir Bekasi Sulit Diatasi?

Hujan ekstrim, tanggul Sungai Cikeas jebol dan pompa air yang mati memperparah banjir di Bekasi.

oleh Nila Chrisna Yulika diperbarui 22 Apr 2016, 09:21 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2016, 09:21 WIB
20160421- Perjuangan Petugas Saat Evakuasi Korban Banjir Pondok Gede Permai-Bekasi- Immanuel Antonius
Banjir di Perumahan Pondok Gede Permai, Bekasi membuat warga terpaksa diungsikan ke tempat yang lebih aman akibat ketinggian air yang mencapai atap rumah Jawa Barat, Kamis (21/4). (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), curah hujan di wilayah Depok tercatat 202 milimeter per hari dan intensitas hujan di Pasar Minggu 166 milimeter per hari. Ini termasuk curah hujan ekstrem atau sangat deras.

Hal yang sama juga terjadi di hulu Sungai Cikeas di daerah Bogor. Akibat hujan yang deras, disertasi kondisi sungai yang telah terdegradasi dan kerusakan lingkungan telah menyebabkan debit sungai meluap.

Tanggul Sungai Cikeas pun tidak mampu menahan debit sungai hingga akhirnya jebol.

"Patahan tanggul sekitar 10 meter dan rembesan air sepanjang 1 kilometer sehingga debit sungai membanjiri permukiman di Kota Bekasi," kata Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam siaran persnya, Jumat (22/4/2016).

Banjir di Bekasi juga diperparah dengan pompa air yang mati sehingga banjir makin sulit diatasi.

Diperkirakan 600 kepala keluarga atau 9.000 jiwa menjadi korban banjir Bekasi. Rumah mereka terendam banjir antara 30 hingga 500 sentimeter atau 5 meter.

Daerah yang terendam banjir meliputi:

1. Komplek IKIP - Perum Nasio Indah di Kelurahan Jatikramat, Kecamatan Jatiasih
2. Perum Mustika Gandaria Setu – Perumahan Lotus Chandra di Kelurahan Jatimurni, Kecematan Pondok Melati
3. Perum Pondok Gede Permai di Kelurahan Jatirasa, Kecamatan Jatiasih.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya