Sigi: Bisnis Manis Satwa Langka

Kalangan orang berkantong tebal menjadi salah satu pasar utama penjualan satwa langka.

oleh Liputan6 diperbarui 01 Mei 2016, 03:15 WIB
Diterbitkan 01 Mei 2016, 03:15 WIB
Sigi: Bisnis Manis Satwa Langka
Kalangan orang berkantong tebal menjadi salah satu pasar utama penjualan satwa langka.

Liputan6.com, Jakarta - Bayi felis bengalensis alias kucing hutan, atau lebih dikenal dengan sebutan blacan adalah satwa yang pertama kali nampak di rumah penjual satwa online yang tim Sigi datangi.

Tujuh ekor bayi blacan yang masuk daftar satwa dilindungi itu diduga berasal dari Sumatera. Di usia itu bayi-bayi blacan laris manis di kalangan pehobi. Oleh si penjual mereka siap dilempar ke pasar dengan bandrol Rp 400 ribu per ekor.

Persediaan si pedagang cukup bervariasi. Di antaranya adalah seekor beruang madu.

Pengakuan si penjual, anakan beruang itu berasal dari Kalimantan. Angka yang harus ditebus untuk anakan beruang itu adalah Rp 6 juta.

Sistem jual beli si pedagang cash and carry. Jadi, pesanan beruang madu pun dibayar tunai si pembelinya. 

Upaya penyelamatan satwa hasil perdagangan ilegal bukannya tidak dilakukan. Seorang wanita bahkan pernah menyerahkan orang utan bernama Sandy ke lembaga konservasi milik swasta di Ungaran, Jawa Tengah.

Mirip dengan Sandy, seekor beruang madu jantan bernama Bokli atau yang memiliki bahasa latin helarctos malayanus, berasal Kalimantan juga beruntung. Ia selamat dari lingkaran setan perdagangan satwa ilegal.

Entah apa yang terjadi bila ia jatuh ke tangan manusia yang tidak bertanggung jawab. Sebab, kebanyakan beruang madu diburu bukan untuk koleksi peliharaan hidup semata.

Beruang madu termasuk binatang soliter alias tidak berkelompok. Seperti halnya manusia, beruang madu lebih banyak menghabiskan waktunya mulai pagi hingga senja mencari makan.

Fragmentasi hutan juga jadi masalah lain bagi beruang madu. Hal ini jelas mempengaruhi area jelajah beruang yang bisa mencapai puluhan kilometer persegi dalam mencari makanan.

Selain itu, ada hal yang cukup disayangkan, yakni masih minimnya upaya konservasi beruang madu.

Sementara di Lembaga Konservasi Taman Safari Prigen Jawa Timur, kerja keras konservasi beruang madu membuahkan hasil. Seekor anak beruang madu jantan lahir dari perkawinan di lembaga konservasi.

Santoso, panggilan untuk anak beruang madu yang saat ini usianya 5 bulan. Santoso lahir dari pasangan beruang madu Paijo dan Selly yang masing-masing berusia 10 tahun.

Kelahiran Santoso si beruang madu kecil menjadi bukti perkembangbiakan di luar habitat sebagai bentuk upaya konservasi bukanlah hal mustahil.

Bagaimana rantai perdangan satwa langka ini terus berlangsung? Saksikan selengkapnya dalam tayangan Sigi SCTV edisi Minggu (1/5/2016), di bawah ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya