Liputan6.com, Seoul - Presiden Jokowi beramah tamah dengan 1.300 warga negara Indonesia (WNI) yang tinggal maupun bekerja di Korea Selatan. Dalam kesempatan itu, ia berbicara soal reshuffle atau perombakan kabinet.
Hal itu bermula saat Jokowi membahas percepatan infrastruktur. Ia mengeluhkan masalah pembebasan lahan yang belum bisa diatasi oleh menteri di bidang tersebut.
"Kalau ada masalah tanah, saya telepon menteri, kok pembebasan lama sekali. Saya cek lagi belum apa-apa, ya ganti. Mesti copot dong," kata Jokowi, dalam Special Forum with President Jokowi di Hotel Lotte, Seoul, Minggu (15/5/2016).
"Hidup Pak Jokowi! Copot, copot, copot," timpal para WNI yang hadir di acara.
Baca Juga
Isu tentang reshuffle jilid 2 sudah sering pasang dan surut di permukaan, tapi belum terlaksana. Persoalan pembebasan lahan sendiri merupakan kewenangan Menteri Agraria dan Tata Ruang Ferry Mursyidan Baldan. Ia berasal dari Partai Nasdem.
Jokowi melanjutkan tiap ucapannya bukan hanya perkataan belaka. Ia mencontohkan telah mencopot Indroyono sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman karena tidak bisa menyelesaikan masalah dwelling time di Tanjung Priok.
"Masalah dwelling time Tanjung Priok, di Singapura 1 hari, Malaysia 2 hari selesai, kita 7 hari. Apa kita enggak malu. Jangan 7 hari, di bawah 5 hari deh, sudah saya tunggu 6 bulan enggak ada perubahan, ya ganti. Kerja harus pakai target. Sekarang sudah 3 hari (bongkar muat pelabuhan)," tegas Jokowi.