Penyidik KPK Akan Dilatih FBI untuk Percepat Ungkap Kasus Korupsi

Ketua KPK Agus Rahardjo berencana mengajak kerja sama FBI untuk mendukung pengungkapan kasus korupsi yang lebih cepat.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 17 Mei 2016, 05:49 WIB
Diterbitkan 17 Mei 2016, 05:49 WIB
20160215-Rakor-Jakarta-Helmi-Afandi
Ketua KPK Agus Rahardjo tertawa usai rapat koordinasi di Gedung KPK, Jakarta, Senin (15/2). Rapat membahas soal tindak lanjut dan pengawasan atas pengelolaan pertambangan mineral dan batubara serta sektor energi tahun 2016. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Seoul - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo berencana mengajak kerja sama Biro Penyidik Federal AS (FBI) untuk mendukung pengungkapan kasus korupsi yang lebih cepat.

"Kita juga mau dengan Amerika, tapi kita mau dengan FBI-nya. Jadi banyak anak-anak kita dilatih di sana, terutama teknologi yang cepat itu," kata Agus di Cheong Wa Dae atau Blue House, Seoul, Korea Selatan, Senin (16/5/2016).

Kerja sama dengan FBI memang masih wacana, belum diketahui sudah sejauh mana prosesnya. Namun, Agus menuturkan kerja sama yang berada di depan mata adalah dengan Arab Saudi.

"Kita sudah MoU dengan Malaysia, sebentar lagi dengan Arab Saudi. Mudah-mudahan nanti lebih bagus. Jadi nanti kalau kita cari orang, cari informasi, hubungan langsung macam ini penting," tegas Agus.

Dia juga menyampaikan dengan kerja sama ini membuka peluang operasi tangkap tangan (OTT) di luar negeri.

"Kita selalu gandeng polisi, interpol, tapi hubungan itu lebih beri data nyata dan cepat, itu yang berguna bagi kita," tandas Agus.

 

Agus sendiri memang ikut dalam rombongan kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ke Korea Selatan. Ikut sertanya Agus bukan tanpa sebab, karena dari 9 nota kesepahaman yang akan ditandatangi antara kedua negara, salah satunya adalah tentang korupsi.

Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementrian Luar Negeri (Kemlu) Edi Yusup mengatakan MoU yang akan disepakati mengenai kemaritiman, industri kreatif, antikorupsi, restorasi hutan gambut, teknologi pertahanan, kawasan ekonomi khusus, penelitan pengembangan energi dan mineral untuk energi bersih.

"Ketua KPK ikut karena ada MoU antikorupsi," ujar dia.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya