Liputan6.com, Jakarta - Petugas gabungan dari Kecamatan Cileungsi, Kabupaten Bogor kembali merazia permukiman di kawasan Limusnunggal yang dijadikan tempat mangkal para pekerja seks komersial (PSK), Minggu dini hari.
Pada razia yang kedua kalinya selama bulan suci Ramadan ini, petugas menyisir beberapa lokasi yang dicurigai dijadikan tempat PSK melayani pria hidung belang. Di antaranya rumah, kontrakan, rusunawa dan warung remang-remang yang sudah dibongkar sebelumnya.
Baca Juga
Dari hasil penyisiran, petugas yang terdiri unsur kepolisian, aparat kecamatan, MUI dan tokoh masyarakat setempat menjaring empat PSK, satu di antaranya masih dibawah umur. Diamankan pula tiga pria hidung belang.
Advertisement
Selain PSK, petugas juga mengamankan lima orang pria dan wanita yang tengah asyik berjudi. Tak hanya itu, seorang ibu rumah tangga turut diamankan lantaran terbukti menjual minuman keras di dalam rumah yang lokasinya berdekatan dengan lingkungan lokalisasi.
Barang bukti berupa puluhan botol minuman keras, alat kontrasepsi, serta uang yang digunakan berjudi turut diamankan petugas.
"Razia ini untuk memberikan rasa aman, nyaman bagi warga yang sedang beribadah puasa. Warga sudah resah dengan keberadaan mereka," kata AKP Yayan Suryana selaku Perwira Pengawas Polsek Cileungsi, Minggu (12/6/2016).
Tetap Nekat Beroperasi
Sebelumnya, petugas gabungan juga telah merazia sebuah rumah milik muncikari yang disulap menjadi tempat lokalisasi. 10 PSK diamankan petugas dari rumah tersebut.
Namun, razia petugas tidak membuat mereka takut. Mereka masih nekat menerima pria hidung belang di kosan, rumah dan rusunawa. Bahkan, sebagian mendirikan kembali warung remang-remang yang sebelumnya telah dibongkar oleh Satpol PP.
"Informasi yang kami dapat, setelah warung remang-remang dibongkar, hampir 70 persen PSK melayani di rumah, kosan, dan rusunawa. Aktivitas mereka sangat menggangu dan mencoreng nama baik wilayah kami," kata Anim, tokoh masyarakat Desa Limusnunggal.
Sementara itu salah satu PSK berinisial VR mengaku terpaksa melakukan praktik prostitusi kerena faktor ekonomi.
"Kami juga pengen ikut Lebaran di kampung, jadi butuh duit untuk memenuhi kebutuhan Lebaran, kalau nggak kerja seperti ini, kami tidak bisa pulang kampung," kata VR saat ditemui di Kantor Kecamatan Cileungsi.
Menurut VR, sebelum bulan puasa warung tempat ia bekerja dibongkar Satpol PP. Alhasil, ia memilih kosan sebagai tempat menerima pria hidung belang.
"Puasa tahun lalu saya di rumah saja. Sekarang saya pengen nyari uang," ujar wanita asal Palembang ini.