Semangati Anak Yatim, Setnov Cerita Saat Jadi Pedagang Beras

Setnov berpesan, tidak ada usaha yang sia-sia jika dilakukan sungguh-sungguh.

oleh Taufiqurrohman diperbarui 24 Jun 2016, 20:16 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 20:16 WIB
Setya Novanto
Novanto berpesan, tidak ada usaha yang sia-sia jika dilakukan sungguh-sungguh. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Liputan6.com, Pangkal Pinang - Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto menggelar acara buka puasa bersama di Kota Pangkal Pinang, Provinsi Bangka Belitung.

Buka puasa ini dihadiri pengurus DPD I Bangka Belitung, masyarakat sekitar dan ratusan anak yatim.

Dalam sambutannya, pria yang karib disapa Setnov ini menceritakan saat dirinya masih bersusah payah mencari makan. Mulai dari jadi pembantu hingga pedagang.

"Dulu saya menjadi sopir di Surabaya, menjadi pembantu. Sebelum menjadi sopir, saya menjual beras keliling pasar, pagi-pagi buta," kenang Setnov di Aula Pantai Pasir Padi, Pangkal Pinang, Bangka Belitung, Jumat (24/6/2016).

Dia menceritakan perjuangan masa lalunya, agar anak yatim tidak patah semangat menghadapi kerasnya kehidupan. Dia pun berpesan, tidak ada usaha yang sia-sia jika dilakukan sungguh-sungguh.

"Itu semua saya lakukan, hingga akhirnya saya menjadi pedagang besar," tutur Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR ini.

Setnov mengatakan, hingga hari ini dia masih belum percaya menjadi orang nomor satu di partai berlambang beringin. Padahal, dulu ia hanya seorang sopir dan pembantu rumah.

"Hingga akhirnya saya pernah menjadi Ketua DPR dan mengundurkan diri, dan saya sekarang menjadi Ketua Umum Partai Golkar. Sungguh tidak menyangka," tandas Setnov.‎
‎
Dalam acara buka puasa bersama tersebut, dia menyantuni ratusan anak yatim dari dua yayasan berbeda.‎
‎
Gigih dan Ulet

‎Setya Novanto lahir pada 12 November 1955 di Bandung, Jawa Barat dari pasangan Sewondo Mangunratsongko dan Julia Maria Sulastri.

Pada 1967, ia meninggalkan Bandung dan bermukim di Jakarta dan melanjutkan sekolah dasarnya hingga di bangku SMA.

Pada saat duduk di bangku SMA, dia bertemu Menteri Pemuda dan Olahraga era Presiden Soeharto, Hayono Isman, yang dikemudian menjadi titik tolak karier politiknya.

Selepas SMA ia melanjutkan kuliah di Universitas Katolik Widya Mandala, Surabaya. Saat kuliah, Setnov berjualan beras dan madu, hingga memiliki kios di Pasar Keputren, Surabaya.

Namun usaha tersebut tak bertahan lama. Predikat juragan beras ditanggalkan, karena mitra usahanya mulai tidak jujur.

Ia pun mendirikan CV Mandar Teguh bersama putra Direktur Bank BRI Surabaya, Hartawan. Pada saat yang sama ia bekerja sebagai salesman, hingga menjadi kepala penjualan mobil Suzuki untuk Indonesia Bagian Timur.

Setnov juga pernah menjadi model, dan terpilih menjadi pria tampan Surabaya 1975.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya