Panglima: TNI Tidak Bisa Masuk Filipina Bebaskan 7 Sandera WNI

Pernyataan ini berbeda dengan apa yang disampaikan Menhan Ryamizard yang menyebut TNI bisa masuk Filipina.

oleh Silvanus Alvin diperbarui 01 Jul 2016, 02:14 WIB
Diterbitkan 01 Jul 2016, 02:14 WIB
20160303-Panglima-TNI-Pimpin-Upacara-Serah-Tugas-PPRC-HF
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo saat melakukan inspeksi pasukan Upacara Alih Kodal PPRC TNI TA 2016-2018 di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Kamis (3/3/2016). Serah tugas dari Pangdiv II Kostrad ke Pangdiv I Kostrad. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menyatakan TNI bisa masuk ke Filipina untuk terlibat dalam operasi pembebasan 7 WNI, yang ditahan oleh kelompok bersenjata Filipina, 28 Juni lalu. Namun, pernyataan berbeda keluar dari mulut Panglima TNI Gatot Nurmantyo.

"Jangankan bebaskan sandera, TNI bawa kapal masuk saja itu tidak bisa. Karena aturan negara seperti itu," kata Gatot, di Komplek Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (30/6/2016). 

"Saat ini saya pastikan TNI tidak masuk ke sana. Kalau TNI masuk ke sana itu artinya menyalahkan Undang-Undang," tambah dia.

Gatot menjelaskan untuk bisa masuk ke negara lain, dibutuhkan perjanjian hitam di atas putih antar dua negara. Hingga saat ini, belum ada perjanjian tersebut.

"kalau dengar katanya,katanya, katanya, kan enggak mungkin katanya," tegas dia.

"Semuanya berdasarkan aturan kan ada hitam di atas putihnya, itu belum ada. SOP segala macam belum ada," jelas Gatot.

Sementara itu, Ryamizard menegaskan TNI sudah boleh masuk ke wilayah darat Filipina dan mengejar para penyandera.

"Kemarin kan kita belum diperbolehkan masuk untuk mengejar. Kalau sekarang sudah dibolehkan. Kita bisa kejar sampai ke darat," kata Ryamizard.

Menurut dia, hal ini sudah disepakati oleh perwakilan kedua negara. Hanya saja, yang jadi kepala dalam operasi pembebasan tetap Filipina.

"Darat pada prinsipnya boleh tapi belum didetailkan. Kalau di laut boleh di darat prinsipnya boleh tapi harus dibicarakan lagi. Kalau kita operasi di sana pimpinannya Filipina dong. Kalau mereka ke kita baru kita yang pimpin," Ryamizard menandaskan.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya