Ini Jalur Aman Pelayaran Laut Sulawesi-Filipina Selatan

Kemlu menjelaskan akan ada kapal-kapal dari Militer RI, Malaysia, dan Filipina yang berpatroli di jalur air tersebut.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 02 Jul 2016, 02:54 WIB
Diterbitkan 02 Jul 2016, 02:54 WIB
Ilustrasi kapal laut
Ilustrasi kapal laut

Liputan6.com, Jakarta - Pekan lalu, kabar mengejutkan datang dari perairan Selatan Filipina. Kelompok bersenjata kembali menyandera tujuh WNI Anak Buah Kapal berbendera Indonesia, Charles 001. 

Penyaderaan itu membuat Jakarta meradang. Pasalnya, penculikan ini merupakan yang ketiga dalam waktu kurang lebih tiga bulan.

Ironisnya lagi, kejadian penyanderaan selalu dilakukan di tempat sama. Yaitu sekitaran Laut Sulu, Filipina.

Demi menyelesaikan masalah itu Menlu Retno Marsudi terbang ke Manila. Di Ibukota Filipina itu, Retno melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu baru negara tersebut, Perfecto Yasay Jr.

Pertemuan itu menyepakati penguatan kerja sama keamanan di Laut Sulu dengan mempercepat penerapan sea lane coridor. Kebijakan sea lane coridor sebelumnya telah dibahas saat pertemuan trilateral RI, Malaysia, Filipina di Yogyakarta pada April lalu.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir menjelaskan, sea line coridor merupakan jalur pelayaran aman dan dapat dilintasi kapal-kapal untuk berlayar sepanjang Laut Sulawesi sampai Filipina Selatan.

"(Sea lane Coridor itu) di antara Laut Sulawesi dan Filipina di mana kapal-kapal yang bergerak untuk aspek perdagangan, mereka bisa lewat jalur itu," kata Tata, sapaan akrabnya di kantor Kemlu, Jakarta, Jumat (1/7/2016).

Bukan tanpa alasan jalur itu disebut sebagai tempat yang aman. Tata menjelaskan akan ada kapal-kapal dari Militer RI, Malaysia, dan Filipina yang berpatroli di jalur air tersebut.

"Jalur itu akan ada jalur patroli yang terus menerus sehingga bisa terdeteksi apabila ada kapal-kapal yang ingin melakukan perampokan dan lain sebagainya," ujar dia.

"Jadi nanti ada patroli dari Malaysia, Indonesia dan Filipina yang selalu mematroli ini. Sehingga jadi lebih aman kalau kapal-kapal kargo yang pulang-pergi nanti gampang dimonitor," imbuh Tata.

Dianjurkan Lewat Jalur Itu

Terkait apakah kapal-kapal perdagangan diwajibkan lewat sea lane coridor, Tata menyebut, tidak akan diwajibkan tapi dianjurkan.

"Akan dianjurkan lewat sini, sea line coridor akan diharapkan jadi kawasan yang termonitor oleh kapal AL (RI, Malaysia, Filipina) maka akan cenderung lebih aman," sebut Tata.

Lebih lanjut Tata memaparkan, saat ini penentuan di wilayah mana tepatnya sea coridor akan diterapkan, hal itu masih dalam proses pembahasan. Proses akan memakan waktu disebabkan beberapa faktor.

"Dalam menentukan ini akan mempertimbangkan beberapa aspek, dari segi jarak, segi paling gampang dipantau, segi mana kapal bisa lewat ini karena di sini banyak pulau-pulau juga," terang Tata.

**Ingin mendapatkan informasi terbaru tentang Ramadan, bisa dibaca di sini.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya