Liputan6.com, Jakarta - Insiden helikopter milik TNI AD yang jatuh di Yogyakarta telah menewaskan tiga orang. Mereka adalah Letda Cpn Angga Juang (Pnb II), Serda Sirait (AV), dan Fransiska Nila Agustina.
Sebelum Fransiska tewas, adiknya yang bernama Bayu Sigit Pamungkas memiliki firasat. Dia meminta sang kakak untuk tidak menumpang helikopter tersebut.
Kabar tersebut menjadi informasi terpopuler sepanjang Sabtu 9 Juli 2016. Selain itu ada kabar lainnya yang juga dicari pembaca, di antaranya yaitu tentang kuda di Bogor yang tiba-tiba pingsan saat mengangkut wisatawan.
Advertisement
Berikut ulasan tiga berita tersebut yang dihimpun Liputan6.com, Jakarta, Minggu (10/7/2016):
1. Sang Adik Sempat Larang Fransiska Ikut Heli TNI AD yang Jatuh
Bayu Sigit Pamungkas (18), adik Fransiska Nila Agustina (24) rupanya mempunyai firasat buruk sebelum kakaknya itu menumpang heli nahas milik TNI AD yang jatuh di Yogyakarta kemarin.
Fransiska adalah satu-satunya korban sipil dalam insiden Helikopter Bell 205 A-1 milik TNI AD nomor reg HA-5073 dari skadron 11 serbu Puspenerbad Pangkalan Udara Ahmad Yani rute Solo-Yogyakarta yang jatuh menimpa dua rumah warga di Dusun Kawong, Desa Tamanmartani, Kecamatan Sleman.
Bayu rupanya sempat melarang kakaknya pergi ke Yogyakarta dengan menumpang heli nahas itu. Pelajar salah satu SMA di Solo itu bercerita, sebelum kakaknya pergi dari rumah, Fransiska sempat menyuruhnya mencarikan taksi.
Selengkapnya baca di sini...
2. Kuda di Bogor Tiba-Tiba Pingsan Saat Angkut Wisatawan
Malang benar nasib kuda untuk delman wisata di Kota Bogor ini. Akibat diforsir bekerja, kuda tersebut pingsan di tengah jalan.
Kuda yang pingsan di Jalan Otista langsung menjadi perhatian warga Kota Bogor.
Kota Bogor sendiri merupakan kota destinasi wisata yang cukup populer di Jawa Barat. Banyak wisatawan lokal maupun luar daerah memanfaatkan moda transportasi delman atau andong ini.
Kapolsek Bogor Tengah, Kompol Saepudin Gayo, sempat mengambil foto kuda pingsan ini. Kemudian ia dan petugas kepolisian lain memberikan pertolongan terhadap kuda berwarna coklat itu.
Selengkapnya baca di sini...
3. Kebanggaan Sang Paman kepada Serda Yogi Sirait
Jokiman Simarmata (57), paman Serda Yogi Sirait -salah satu korban heli jatuh di Sleman, Yogyakarta, punya kenangan tersendiri terhadap keponakannya tersebut. Dia bangga dengan jalur militer yang ditempuh Yogi.
"Dia ini termasuk ponakan yang saya banggakan karena dia menjadi TNI. Saya menyadari bahwa TNI itu harus seperti itu, antara hidup dan mati. Jadi saya menerima kepergian ponakan saya, walapun saya bersedih," tutur Jokiman kepada Liputan6.com, di rumah duka di Cilodong, Depok, Jawa Barat, Sabtu (9/7/2016).
Sejak Yogi memilih jalur yang juga pernah ditapaki ayahnya itu, keluarga sudah siap dengan risiko yang diterima.
"Saya hanya berdoa supaya dia diterima di sisi Tuhan," tutur dia.
Selengkapnya baca di sini...