Liputan6.com, Jakarta - Panglima TNI Gatot Nurmantyo menduga kelompok Abu Sayyaf hanya mau menculik warga negara Indonesia (WNI). Sebab, dalam kasus terakhir, kelompok tersebut memeriksa paspor lebih dulu sebelum menyandera WNI.
"Suasana yang sangat saya sesalkan adalah mereka memilih, di dalam kapal nelayan itu ada tujuh, dicek semuanya yang punya paspor Indonesia ini yang diculik. Ada apa sebenarnya Abu Sayyaf dengan Indonesia?" kata Gatot di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (11/7/2016).
‎"Yang ada tenaga kerja dari kita, yang diambil yang paspor Indonesia," tambah dia.
Advertisement
Hal ini menimbulkan spekulasi adanya pembebasan sandera Abu Sayyaf sebelumnya menggunakan uang tebusan.
"Bisa saja (karena uang), kalau kita menjadi sapi perah, mungkin suatu saat Abu Sayyaf dateng ke sini. Makanya jangan mau jadi bangsa sapi perah," jelas Gatot.
Berdasarkan keterangan Presiden Jokowi sebelumnya, Indonesia berhasil membebaskan WNI yang disandera Kelompok Abu Sayyaf melalui negosiasi, tanpa memberikan uang tebusan.
"Presiden sejak awal menyatakan tidak ada negosiasi masalah uang. Saya sebagai Panglima TNI harus pedomani itu," Gatot menandaskan.