VIDEO: Menhan 3 Negara Bahas Penyanderaan WNI di Kuala Lumpur

Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menginginkan pasukan TNI diizinkan mengawal kapal yang mengirim batu bara ke Filipina.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jul 2016, 14:41 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2016, 14:41 WIB
Menpan-dan-Jenderal-Gatot-Nurmantyo
Panglima menginginkan pasukan TNI diizinkan mengawal kapal yang mengirim batu bara ke Filipina.

Liputan6.com, Jakarta - Sudah 20 hari berlalu, Abdul Muis tak kunjung mendapat kabar baik mengenai nasib anaknya, Fery Arifin, nahkoda Kapal Charles yang disandera kelompok Abu Sayyaf.

Seperti ditayangkan Liputan 6 Siang SCTV, Selasa (12/7/2016), setiap hari ia datang ke tempat berkumpul keluarga korban penyanderaan di depan kantor pemilik kapal di Samarinda, Kalimantan Timur.

Perwakilan perusahaan sebelumnya sudah menandatangi surat pernyataan siap bertanggung jawab bila terjadi sesuatu selama pelayaran.

Tujuh ABK Kapal Charles yang dikabarkan disandera oleh kelompok Abu Sayyaf tak kunjung dibebaskan. Belum usai kisah penyanderaan itu, Abu Sayyaf dikabarkan kembali menculik 3 WNI di perairan Malaysia.

Hingga saat ini nasib mereka belum jelas. Tiga WNI itu merupakan ABK kapal penangkap ikan berbendera Malaysia. Ada tujuh ABK di sana. Namun hanya tiga yang berpaspor Indonesia yang dibawa para penculik.

Untuk mengamankan pelayaran kapal Indonesia, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menginginkan agar pasukan TNI diizinkan untuk mengawal setiap kapal yang mengirim batu bara ke wilayah Filipina.

Hal itu akan dibahas dalam pertemuan Menteri Pertahanan Indonesia, Malaysia, dan Filipina di Kuala Lumpur pada hari ini.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya