Bupati: WNI yang Disandera di Malaysia Berasal dari Flores Timur

Kepastian status tiga WNI itu diperoleh setelah pemerintah menelusuri desa-desa di NTT.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Jul 2016, 10:26 WIB
Diterbitkan 12 Jul 2016, 10:26 WIB
Polisi dan TNI Tunggu Izin Filipina Bebaskan Sandera Abu Sayyaf
Kepolisian Republik Indonesia (Polri) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) siap membantu pembebasan WNI yang disandera Abu Sayyaf.

Liputan6.com, Jakarta - Bupati Flores Timur Yoseph Lagadoni Herin memastikan 3 WNI yang diduga diculik kelompok bersenjata di perairan Malaysia pada Sabtu 9 Juli 2016 berasal dari wilayah yang masuk Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Kepastian status tiga WNI itu diperoleh setelah pemerintah menelusuri desa-desa di wilayah ini.

"Salah satu di antaranya memang belum diketahui desa asalnya, tetapi yang pasti bahwa ketiganya berasal dari Flores Timur," kata Yoseph di Larantuka seperti dikutip dari Antara, Selasa (12/7/2016).

Dia mengatakan, berdasarkan hasil penelusuran, Kapten Kapal Lorens Koten lahir dan besar di Desa Nobo, Kecamatan Ile Bura, Kabupaten Flores Timur.

Hanya saja, dia sudah belasan tahun meninggalkan kampung halaman untuk merantau dan sudah menikah dengan orang Toraja. Saat ini Lorens sudah ber-KTP Toraja, Sulawesi Selatan.

Sementara Theodorus Kopong berasal dari Dusun III Desa Adobala, Kecamatan Klubagolit, Adonara. Dalam KTP masih berstatus mahasiswa.

Khusus untuk Emanuel Arakian, kata dia, dalam paspor tertulis berasal dari Desa Lamahoda, Flores Timur, tetapi setelah ditelusuri ternyata tidak dikenal oleh pemerintah desa setempat.

Namun setelah dicek pada data kependudukan, berdasarkan Nomor Induk Kepegawaian (NIK), maka dipastikan, Theodorus Kopong berasal dari wilayah Adonara bagian Tengah.

Saat ini, tim dari Badan Kesbangpol Kabupaten Flores Timur masih menelusuri desa asalnya.

Artinya, sudah dapat dipastikan bahwa tiga WNI yang diculik kelompok bersenjata itu berasal dari Flores Timur, Pulau Flores.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya