Survei: Polisi Kurang Sinergi dan Informatif Selama Mudik Lebaran

Kepolisian di daerah dinilai hanya mementingkan wilayahnya, agar terlihat tak ada kemacetan tanpa memikirkan wilayah lain.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 14 Jul 2016, 19:51 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2016, 19:51 WIB
20160703-Pintu Tol Brebes Timur Macet Parah, Kendaraan Mengular Hingga 20 Km
Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di pintu tol Brebes Timur, Jawa Tengah, Minggu (3/7). Hingga pukul 13.00 WIB, antrean kendaraan di Jalur tersebut telah mencapai 20 kilometer. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mudik Lebaran 2016 memang sudah berakhir. Kini saatnya evaluasi, terutama terkait kemacetan panjang di pintu keluar Tol Brebes Timur atau disebut juga 'Brexit'.

Indonesian Network for Public Service Watch (Inpitch) melakukan survei terkait pelayanan kepolisian selama mudik berlangsung.

Inpitch menilai, dua aspek yang menjadi kekurangan kepolisian selama mudik, yakni tidak adanya sinergi, baik antarpolisi maupun lintas instansi dan kurang informasi kepada masyarakat.

Ada enam dari 15 aspek pelayanan yang menjadi penilaian sesuai Kepmen PAN Nomor 63 Tahun 2003. Enam aspek itu adalah keberadaan, keramahan, kedisiplinan, kemampuan, sinergitas, dan kejelasan informasi.

Bila digabungkan, hasil survei menunjukkan pelayanan kepolisian terhadap masyarakat cukup baik yakni 3,92 menurut indeks kepuasan masyarakat, atau 78,39 bila dikonversi skala 100.

Tapi bila dilihat satu per satu dari enam aspek yang ada, yang paling rendah adalah sinergitas dengan nilai 73,32 dan kejelasan informasi 75,48. Sedangkan nilai empat aspek lainnya, yakni keberadaan 87,63, keramahan 79,80, kedisiplinan 77,43, dan kemampuan 76,66.

"Kedua aspek ini yang harus diperhatikan polisi ke depan," kata Direktur Inpitch Paring Waluyo Utomo di kawasan Cikini, Jakarta, Kamis (14/7/2016).

Paring mengatakan, sinergitas sangat berkaitan dengan ego sektoral yang masih terasa di tubuh kepolisian. Terutama polisi daerah.

Kepolisian di daerah dinilai hanya mementingkan wilayahnya saja, agar terlihat tidak ada kemacetan tanpa memikirkan wilayah lain. Mereka berharap penilaian atasan baik, karena bisa mengatasi kemacetan di wilayahnya.

"Petugas antarpolres ini yang penting bagaimana secepatnya buang kendaraan ke daerah lain, sehingga daerahnya tidak macet. Kalau begini akan berimbas di daerah ujung seperti yang terjadi di Brexit," jelas Paring.

Kekurangan kedua terkait lemahnya informasi kepada masyarakat. Polisi tidak memberikan cukup informasi kepada masyarakat, termasuk kemungkinan terburuk dan apa yang harus dilakukan ketika hal terburuk seperti kemacetan panjang terjadi.

"Misalnya, masyarakat sudah merencanakan akan melalui jalur A selama mudik. Ketika terjadi kemacetan seperti H-3 antrean sampai 30 km, warga bisa sewaktu-waktu mengubah rencana mereka dan melalui jalur alternatif," kata Paring.

Tidak Siap Hadapi Brexit?

Hadirnya Tol Pejagan-Brebes yang diharapkan memudahkan pemudik kembali ke kampung halaman, rupanya bertolak belakang dengan kenyataan. Brexit justru jadi pangkal kemacetan.

Paring mengatakan, kondisi ini tidak masuk dalam langkah antisipasi kepolisian dalam penanganan arus mudik 2016. Data yang dipakai polisi tidak memasukkan Brexit sebagai bagian objek utama.

"Data yang digunakan adalah data lima tahun lalu. Sedangkan, Brexit baru ada tahun ini. Ini yang tidak diantisipasi oleh kepolisian," kata dia.

Pada survei yang dilakukan Inpitch bersama Berdikari Institute ini, tingkat kepuasan masyarakat perlahan menurun ketika mendekati Brexit hingga Batang, Jawa Tengah.

Peneliti Berdikari Institute Anwar mengatakan, empat titik di kawasan Pantura dan berkaitan dengan Brexit, di bawah rata-rata tingkat kepuasan masyarakat dan terus menurun.

Dari Cikampek nilai 82,45, turun di Tegal yang hanya 79,10, kemudian Batang 77,32, dan Cirebon yang hanya mendapat nilai 75,90.

"Ini terlihat betapa Brexit sangat mempengaruhi penilaian masyarakat terhadap pelayanan kepolisian," kata Anwar.

Karena itu, kepolisian harus lebih mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Koordinasi antar-instansi juga harus dilakukan, sehingga kelayakan infrastruktur dapat memudahkan polisi melakukan mitigasi arus mudik secara tuntas.

"Jangan lagi hanya menganalisa data lima tahun ke belakang, tapi gunakan analisis lebih dalam terkait kondisi terkini," tutup Paring.

Survei ini melibatkan 5.048 responden, di mana 70% merupakan pengguna kendaraan pribadi baik mobil maupun sepeda motor, sisanya pengguna bus.

Survei dengan margin error 2,2% ini dilakukan di 16 titik sepanjang jalur mudik dari Merak hingga Jawa Timur pada 3-5 Juli 2016 dan 8-10 Juli 2016.

Ribuan kendaraan terjebak kemacetan di pintu tol Brebes Timur, Jawa Tengah, pada Minggu 3 Juli lalu atau beberapa hari jelang Lebaran. Bahkan, arus kendaraan lumpuh hingga lebih dari 10 jam. Begitu juga arus balik di Tol Cikampek, meski tak separah arus mudik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya