Liputan6.com, Jakarta - Rumah Sakit (RS) Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur menjadi salah satu instansi kesehatan yang disebut menggunakan vaksin palsu dalam pelayanan imunisasi. Warga yang mengetahui hal itu langsung berbodong-bondong menggeruduk rumah sakit yang letaknya persis di pinggir Jalan Raya Bogor.
Pantauan Liputan6.com, pukul 08.00 WIB, RS Harapan Bunda mulai disesaki puluhan orangtua yang marah. Mereka menuntut pertanggungjawaban dari pihak RS atas vaksin palsu itu.
Salah seorang orangtua yang anaknya diduga divaksin palsu ini, Ikhsan Harahap menyesalkan adanya peristiwa ini. Dia menilai vaksin palsu sangat berbahaya bagi anaknya.
Advertisement
Ikhsan marah atas kejadian ini karena anak yang dia tunggu-tunggu selama 5 tahun perniakahannya itu terpapar vaksin palsu. "Anak saya tunggu (baru dapat) 5 tahun, menunggu. Malah kena vaksin palsu. Ini saya salah apa? Takut anak saya kenapa," tutur Ikhsan saat berbincang dengan Liputan6.com di RS Harapan Bunda, Kramat Jati, Jakarta Timur, Jumat (15/7/2016).
Dia menjelaskan, anak laki-lakinya yang baru berusia 5 bulan itu, sudah dua kali imunisasi di RS Harapan Bunda. Pemilihan RS itu sebagai tempat memvaksin si buah hati karena pelayanan Harapan Bunda yang dikenal baik dan cukup memuaskan.
"Kemarin terakhir vaksin kedua itu DPT. Kan ada tiga, nah yang ketiga harusnya tanggal 16 Juli ini," ujar Ikhsan.
Usai divaksin, Ikhsan melanjutkan, anaknya langsung demam. Padahal dia membeli vaksin yang tidak membuat anak demam.
"Yang kedua itu saya beli vaksin yang enggak bikin anak panas. Memang lebih mahal harganya. Tapi setelah imun badannya malah hangat," kata pria berusia 32 tahun itu.
Rencananya, dia akan membawa buah hatinya itu untuk vaksin pada 16 Juli mendatang. Mengetahui kenyataan itu, niatnya berubah menjadi emosi.
"Anak saya divaksin 16 Juni kemarin. Saya tahu ini abis pulang kantor baca media online. Kaget langsung ke sini. Dari semalam sampai jam 2 saya di sini. Saya nunggu kejelasan. Realisasinya apa. Dokter maunya duit doang. Giliran ada masalah pada kabur," tukas Ikhsan.
Kini, dia bersama dengan orangtua lainnya masih menunggu pertanggung jawaban pihak rumah sakit. "Saya enggak mau ini kalau hanya vaksin ulang saja. Harus ada lah pemeriksaan menyeluruh ke anak saya," pungkas Ikhsan.