Hartono, Keliling Indonesia Sebarkan Ajaran Bung Karno

Ia memulai perjalanan panjangnya dari Sabang. Selama empat tahun, pria itu terus berkeliling Indonesia. Ia menyambangi 34 provinsi

oleh Dewi Divianta diperbarui 24 Jul 2016, 10:03 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2016, 10:03 WIB
Hartono, berkeliling Indonesia untuk sebarkan ajaran Bung Karno
Hartono, berkeliling Indonesia untuk sebarkan ajaran Bung Karno

Liputan6.com, Denpasar - Telah wafat hampir setengah abad, Bung Karno tetap di hati banyak rakyat Indonesia. Tak ingin ajaran Sang Proklamator luntur, seorang pria asal Surabaya, Jawa Timur berkeliling Indonesia.

Pria itu bernama Hartono. Kala ditemui ia tengah berjalan kaki di  Jalan Supratman, Denpasar, Bali. Menggendong tas ransel besar dengan Sang Saka Merah Putih yang terus berkibar, Hartono menembus teriknya matahari Bali. Di belakang tas besarnya ia tulis "Back Packers Jelajah Indonesia‎" lengkap dengan burung Garuda dan poster Bung Karno.

Hartono bercerita, ia memulai perjalanan panjangnya dari Sabang. Selama empat tahun, pria itu terus berkeliling Indonesia. Ia menyambangi 34 provinsi dan seluruh kota-kota besar. "Sekarang sudah selesai. Saya mau kembali ke Surabaya," kata Hartono, Sabtu 24 Juli 2016.

Semula ia tak sendiri. Ia memulai perjalanan panjang bersama lima rekan lainnya yang bernama Heru, Andi, Yance, Ncis dan Dony. Sayang, Heru dan Andi harus meregang nyawa pada 2014 lalu kala mereka menjelajah Papua.

"Keduanya meninggal jadi korban kerusuhan di Timika. Mereka tewas terkena sumpit. Jasadnya sudah dipulangkan ke Yogyakarta dan Jakarta. Mereka berdua anak Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam)," ucapnya.

Sementara tiga rekan lain yakni Yance, Ncis, dan Dony memutuskan tidak melanjutkan perjalanan menjelajah Indonesia. "Mereka tidak kuat, akhirnya tidak melanjutkan perjalanan. Mereka memutuskan mundur di Papua," tutur dia.

Alhasil, tinggal Hartono seorang diri. Ia terus berjalan menempuh ribuan kilometer hanya untuk terus mengingatkan ajaran Bung Karno. "Tujuan saya hanya ingin menyampaikan pesan moral kepada anak negeri, bahwa sejarah jangan dilupakan," kata dia.

Saat ini, menurut Hartono, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat, anak negeri mulai melupakan dan meninggalkan pesan-pesan, nilai dan ajaran Bung Karno. Tak ingin hal itu terjadi, hati Hartono tergerak untuk menyadarkan ingatan publik.‎

Soal suka duka, Hartono mengaku begitu banyak untuk dikenang. Di Papua adalah peristiwa yang sulit dilupakan dari ingatannya. Soal tempat tinggal selama berkeliling Indonesia, Hartono mengaku ia rehat di mana pun merasa capek. "Kalau capek di hutan, ya tidur di hutan. Banyak juga ketemu binatang buas, utamanya di Sumatera. Saya pernah bertemu macan dan binatang buas lain," tutur dia.

Hartono mengaku tak ada donatur atas aksinya itu. Ia menyerahkan perjalanan hidupnya kepada nasib. "Ini tanpa biaya. Kadang sih ada donasi dari orang-orang yang lewat dan peduli," ujar dia.

Di tiap kota yang dilalui, jika ada tempat-tempat yang pernah disinggahi Bung Karno, Hartono mengaku pasti menyempatkan diri untuk mengunjunginya.

Dari Bali, ia kini tengah berjalan untuk kembali ke Surabaya, tempat ia dilahirkan dan kembali berkumpul bersama keluarga yang bertahun-tahun ditinggalkannya.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya