PSK Maroko di Puncak Pasang Tarif Rp 3 Juta Sekali Kencan

PSK Maroko menolak melayani pria pribumi karena mudah tercium oleh petugas yang menyamar.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 15 Agu 2016, 19:29 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2016, 19:29 WIB
Ilustrasi PSK
Ilustrasi PSK di lokalisasi. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Lima pekerja seks komersial (PSK) Maroko terjaring petugas Imigrasi di kawasan Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada 13 Agustus 2016. PSK yang biasa disebut Magribi itu terjaring bersama muncikari, seorang pria yang juga berasal dari Timur Tengah. Mereka hingga kini masih menjalani pemeriksaan di Kantor Imigrasi Kelas I Bogor.

"Kami masih melakukan pemeriksaan. Karena kemarin libur dua hari," kata Kepala Pengawasan dan Penindakan Kantor Imigrasi Bogor Imigrasi Bogor Toto Satoto, Senin (15/8/2016).

Dia menjelaskan, hasil keterangan sementara, mereka tinggal berkelompok. Dalam satu kelompok jumlahnya 3-4 orang. Rata-rata mereka tinggal di sebuah vila dengan kondisi bangunan yang tertutup rapat.

Mereka bekerja melayani wisatawan asing terutama yang berasal dari Timur Tengah yang ada di kawasan tersebut. Menurut dia, PSK Maroko menolak melayani pria pribumi karena mudah tercium oleh petugas yang menyamar.

"Mereka tidak mau kalau melayani pria lokal, alasannya keamanan," kata dia.

Untuk sekali pakai, mereka dikenai tarif Rp 3 juta untuk short time. Cara memesan mereka juga bermacam-macam ada yang melalui perantaranya yang merupakan orang lokal namun ada juga yang menjajakan diri sendiri.

"Pengakuan mereka tarifnya Rp 3 juta sekali kencan. Eksekusinya di luar, tidak di tempat tinggal mereka," kata dia.

Ia menambahkan, dari lima orang yang tertangkap dalam operasi tersebut diduga jumlah perempuan Maroko yang diduga berprofesi sebagai PSK di wilayah Puncak masih banyak. Perempuan Maroko yang menempati kawasan Puncak tersebut rata-rata berusia 21-24 tahun.

"Disinyalir masih banyak. Namun untuk menangkap mereka tidak mudah karena jaringannya cukup rapi," ujarnya.

Menurut Toto, pihak Imigrasi tengah mendalami apakah ada yang mem-backup para perempuan Maroko ini untuk bisa masuk ke Bogor dan menjadi PSK.

"Kami sedang dalami itu, apakah ada penyalurnya dan siapa yang mendatangkan mereka, sedang kami selidiki," kata Toto.

Lima PSK asal Maroko terjaring petugas Imigrasi Bogor di kawasan Puncak, Cisarua Bogor pada 13 Agustus 2016 dinihari. Petugas juga menjaring seorang pria Warga Negara Asing asal Timur Tengah yang diduga sebagai muncikari PSK Maroko.

Mereka ditangkap di dua titik lokasi di sebuah Vila di kawasan Puncak, Bogor. "Mereka diamankan saat sedang pesta miras usai pulang kencan dengan pelanggannya," kata Toto.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya