Kisah Sejumlah Percobaan Bunuh Diri Jessica di Australia

Mulai dari Jessica mengancam mantan kekasihnya, Patrick, hingga Jessica mencoba mengakhiri hidupnya.

oleh Audrey Santoso diperbarui 18 Agu 2016, 15:14 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2016, 15:14 WIB
Jessica Wongso
Jessica Kumala Wongso. (Liputan6.com/Helmi Afandi)

Liputan6.com, Jakarta - Ahli psikiatri dari Departemen Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (FKUI-RSCM) Natalia Widiasih Raharjanti membeberkan sederet peristiwa kelam yang merundung terdakwa kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin, Jessica Kumala Wongso, selama menetap di Australia.

Mulai dari Jessica mengancam mantan kekasihnya, Patrick, hingga Jessica mencoba mengakhiri hidup.

"Kami melihat rekaman CCTV saat dia (Jessica) mau masuk Rumah Sakit Royal Prince Alfred. Dia mengancam mau bunuh diri. Saat itu Jessica terlihat kontak seseorang, siapa itu yang kami ingin tahu. Kami kemudian ketemu Kristie. Dia adalah atasannya," kata Natalia ketika bersaksi untuk perkara Jessica di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (18/8/2016).

Kepada Natalia, Kristie Louise Carter bercerita bahwa Jessica adalah orang yang profesional dalam hal pekerjaan, tapi Jessica sangat tertutup.

Dari keterangan Kristie kepada Natalia dan penyidik Polda Metro Jaya saat di Australia, hidup Jessica mulai kacau ketika hubungannya dan Patrick bermasalah pada Januari sampai September 2015.

"Kristie menceritakan Jessica adalah orang yang tertutup. Kami juga diperlihatkan hasil kerjanya, hasilnya bagus. Baru ketika ada masalah dengan pacarnya, relasi Jessica dengan mereka mulai tidak nyaman," ujar Natalia.

Jaksa penuntut umum (JPU) Sandy Handika lalu mengonfirmasi ungkapan hati Jessica yang dikatakan kepada Kristie saat Jessica dirawat di RS Royal Prince Alfred. Jessica marah karena diperlakukan seperti pembunuh oleh pihak rumah sakit dan kepolisian setempat.

Jessica berujar kepada Kristie, jika ia memiliki niat membunuh, dia mengetahui cara menggunakan pistol dan meracuni orang.

"Saat di rumah sakit, Jessica mengatakan pada dia (Kristie), 'Para bangsat di rumah sakit ini tidak mengizinkanku pulang. Mereka memperlakukanku seolah-olah saya adalah pembunuh. Kalau saya akan membunuh orang, saya tahu pasti cara menggunakan pistol dan saya tahu dosis yang tepat," ucap Sandy menirukan curahan hati Jessica sesuai pengakuan Kristie.

"Saat ditanya maksudnya apa (berkata seperti itu), dia (Jessica) tidak bisa menjelaskan lebih lanjut," jawab Natalia.

Natalia menambahkan sejak keluar dari rumah sakit, hubungan Kristie dan Jessica mulai merenggang karena sikap Jessica berubah.

Percobaan Bunuh Diri

Dari data Austalia Federal Police (AFP), diketahui Jessica masuk rumah sakit dua kali karena melakukan percobaan bunuh diri. Pertama pada akhir Januari 2015, Jessica berupaya melukai diri sendiri, tapi Natalia tak menjelaskan secara lebih rinci.

Percobaan bunuh diri kedua dilakukan Jessica pada September 2015 dengan cara menyalakan alat panggang hingga seisi kamar apartemennya dipenuhi asap.

"Kalau kami lihat, mulai dari Januari 2015 tanggal 28 itu hanya ancaman akan bunuh diri dengan menelepon Patrick. Namun tanggal 29 sampai 30-nya dia melakukan upaya bunuh diri. Lalu dia sampai menabrak panti jompo tanggal 22 Agustus," ujar Natalia.

"Kemudian September dia putus, lalu 26 Oktober dia meracuni diri sendiri dengan panggangan barbeque hingga masuk rumah sakit. Dia menutup alat pendeteksi asap dengan plastik namun akhirnya ia mengurungkan niat," ucap Natalia.

Selanjutnya, pada 15 November Jessica menyayat tangannya sendiri dengan pisau. Dan pada 22 November, kepolisian setempat menemukan pesan yang ditulis Jessica, di mana Jessica menempatkan diri seolah-olah sudah meninggal.

"Tanggal 22 November ada suicide note. Dia minum alkohol dengan pesan bunuh diri seolah-olah pesan dia saat sudah meninggal."

Surat tersebut berisi kekecewaan Jessica karena Patrick tak menepati janji dan meninggalkannya. Padahal Jessica sudah melakukan banyak hal untuk Patrick.

Selain itu, Jessica merasa keluarganya tidak memperhatikannya, sehingga ia merasa tak ada guna melanjutkan hidup.

"Isinya kurang lebih dia (Jessica) bilang kalau sudah tak ada dukungan dari Patrick dan keluarganya. Sehingga ia melakukan bunuh diri," tutur Natalia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya