Cara Baru PPIH Lindungi Jemaah Saat Puncak Haji

Menurut Abdul Djamil, petugas nantinya tidak lagi mengumpul di pusat misi haji Indonesia di Arafah atau Mina, tapi tersebar di lapangan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 29 Agu 2016, 21:14 WIB
Diterbitkan 29 Agu 2016, 21:14 WIB
Jemaah Haji Indonesia
Jemaah calon haji Indonesia di Bandara Internasional Amir Muhammad bin Abdulaziz (AMMA) Madinah, Arab Saudi. (Liputan6.com/Wawan Isab Rubiyanto)

Liputan6.com, Madinah - Puncak haji, wukuf di Armina dijadwalkan berlangsung pada 10 September mendatang. Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi terus melakukan persiapan terkait tugas pelayanan, pembinaan, dan perlindungan jemaah dalam proses Arafah-Muzdalifah-Mina atau Armina.

Ada inovasi baru dalam gelar petugas haji di Armina tahun ini. PPIH akan menerapkan konsep Gelar Gerak Operasional Haji atau yang dikenal dengan G2OH.

"Untuk mengoptimalkan kinerja petugas, khususnya bidang perlindungan jemaah, tahun ini akan diterapkan konsep Gelar Gerak Operasional Haji (G2OH),” terang Dirjen Penyelenggaraan  Haji dan Umrah Kementerian Agama Abdul Djamil, Jeddah, Senin (29/8/2018).

Inti konsep G2OH, lanjut Abdul Djamil, adalah  lebih mengintensifkan pemantauan dan pergerakan petugas haji pada pos masing-masing. Sebagai basis dari konsep ini,  para petugas yang tergabung dalam satuan operasi Armina harus memahami uraian tugas masing-masing, mulai keberangkatan dari Mekah, Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Menurut mantan rektor IAIN Walisongo Semarang ini, GP2OH akan didukung tim gerak cepat untuk mengantisipasi manakala terjadi hal yang bersifat darurat pada medan yang cukup berat dan memerlukan energi.

“GP2OH merupakan bagian perbaikan dari hasil evaluasi di masa lalu, saat menghadapi musibah di Mina. Tahun ini antisipasinya harus lebih bersifat konseptual, tegas, dan jelas uraian tugasnya, serta didukung tim yang bisa bergerak dengan cepat,” ujar dia.

Sehubungan dengan itu, dalam rangka lebih mendekatkan layanan kepada jemaah, petugas akan disebar di sektor-sektor agar bisa berada di tengah-tengah jemaah.

Menurut Abdul Djamil, petugas nantinya  tidak lagi  mengumpul di pusat misi haji Indonesia di Arafah atau Mina, tapi tersebar di  lapangan. Harapannya, jika  ada masalah petugas memiliki kesiapan untuk bertindak cepat.

“Mereka akan stand by di sektor sektor yang berdekatan dengan jemaah. Karena selalu saja di Arafah maupun Mina, problem yang sifatnya insidental seringkali terjadi dan ini memerlukan gerak cepat dari petugas kita,” jelas Abdul Djamil.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya