Liputan6.com, Bandung - Banjir bandang melanda Kota Bandung awal pekan lalu, 24 Oktober 2016. Sungai Citepus meluap dan menghanyutkan apapun yang dilaluinya.
Akibatnya, sejumlah tempat terendam banjir dan aktivitas warga sempat terhenti hingga surutnya air.
Baca Juga
Buruknya sistem drainase serta kurangnya kesadaran warga yang membuang sampah ke sungai, diduga menjadi penyebabnya.
Advertisement
Adanya banjir bandang yang melanda kawasan yang didominasi bisnis percetakan ini, memang menyisakan kerugian materiil.
Wali Kota Bandung Ridwan Kamil meminta maaf atas peristiwa ini.
"Kita bicara situasi dan kita bicara ilmiah lah. Kalau bicara situasi, kita Pemkot Bandung sudah meminta maaf terkait banjir yang terjadi. Kita juga enggak terlalu paham secara ilmiah, karena berbulan-bulan juga kan enggak banjir. Tapi pas kemarin ada situasi yang menyebabkan itu. Tentunya sebagai Pemerintah Kota Bandung, saya Wali Kota, saya minta maaf," kata Ridwan Kamil.
Cuaca yang cenderung berubah secara ekstrem dan hujan lebat di daerah Bandung, menjadi hal yang patut diwaspadai. Efeknya, debit arus sungai bisa saja naik sekejap. Hal ini bisa berakibat fatal jika tidak segera diantisipasi.
Atas banjir yang terjadi, upaya antisipasi yang dilakukan pihak berwenang harus ditingkatkan. Masyarakat juga harus dilibatkan untuk berperan serta menjaga lingkungan. Agar hal serupa tidak terjadi lagi di masa mendatang.
Bagaimana Banjir di Bandung bisa terjadi? Simak penelusuran selengkapnya dalam Sigi di bawah ini: