Mendikbud Minta Sekolah Terapkan Kegiatan Belajar Satu Shift

Kemendikbud menyediakan anggaran untuk membantu pengadaan 40.000 kelas baru.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 07 Des 2016, 06:22 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 06:22 WIB
Mendikbud Muhadjir Effendy
Pengahapusan sementara Ujian Nasional (UN) ini tinggal menunggu dikeluarkannya Inpres sebagai dasar hukum.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy akan mendata sekolah swasta, termasuk Tamansiswa, yang masih menerapkan dua shift kegiatan belajar mengajar, kelas pagi dan sore.

Pendataan dilakukan karena Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan memberlakukan peraturan baru yaitu sekolah swasta hanya boleh menerapkan satu shift kegiatan belajar mengajar. Untuk tujuan ini, Kemendikbud menyediakan anggaran untuk membantu pengadaan 40.000 kelas baru.

"Untuk sekolah dua shift, harus hanya satu shift, saya minta Tamansiswa menyediakan lahan saja, sedangkan untuk bikin sekolah baru disediakan dari Kemendikbud," ujar Muhadjir saat menyampaikan pidato ilmiah dalam Kongres XXI Persatuan Tamansiswa di Pendopo Tamansiswa, Yogyakarta, Selasa (6/12/2016).

Ia juga meminta agar komunikasi yang terjalin antara perguruan Tamansiswa dan pemerintah berlangsung efektif dalam hal ini. Menurut Muhadjir, apabila sekolah melahirkan lulusan yang tidak baik, yang dirugikan adalah negara yang membutuhkan peran serta generasi selanjutnya.

"Inilah janji saya, sekolah swasta harus diberi kesempatan," tutur dia.

Terlebih, kata Muhadjir, Tamansiswa mngembangkan pendidikan yang sudah menjadi tradisi. Sekolah yang lahir dari karakter kuat dan tradisi panjang maka pendidikan karakternya bisa dipertanggungjawabkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya