BNPB: Saat Gempa Aceh, Masyarakat Trauma Tsunami

Saat gempa Aceh, masyarakat panik dan langsung berhamburan menuju tempat ketinggian.

oleh Nanda Perdana Putra diperbarui 07 Des 2016, 18:33 WIB
Diterbitkan 07 Des 2016, 18:33 WIB
Korban Gempa di Pidie Jaya Aceh
Evakuasi korban gempa di Pidie Jaya Aceh. (Foto/Epi Polem)

Liputan6.com, Jakarta - Saat gempa 6,5 skala Richter menggoncang Pidie Jaya, Aceh, masyarakat langsung teringat bencana Tsunami 2014 lalu. Kepala Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyampaikan bahwa masyarakat langsung panik dan berhamburan ke luar rumah.

"Lokasi daerah tersebut memang rawan gempa tapi tidak membangkitkan Tsunami. Namun respon masyarakat langsung berhamburan ke luar rumah dan mencari tempat lebih tinggi karena trauma," tutur Sutopo di Kantor BNPB, Jalan Pramuka Raya, Jakarta Timur, Rabu (7/12/2016).

Terlebih, lanjut Sutopo, gempa susulan pun kembali mengguncang kawasan tersebut. Meski dengan besaran gempa yang lebih kecil, hal itu cukup memberi dampak psikologis bagi warga.

"Sampai siang ini gempa susulan sudah 12 kali dengan besaran gempa lebih kecil. Dan itu hal yang wajar. Setelah gempa besar diikuti gempa kecil demi keseimbangan tektonik," jelas dia.

Data terakhir yang dihimpun, ada 52 korban jiwa dari peristiwa gempa Aceh. Sementara untuk bangunan yang terdampak, ada 105 ruko, 125 rumah dan 14 masjid roboh. Sementara 1 Rumah Sakit Daerah Umum (RSUD) Pidie dan 1 sekolah rusak berat.

"Masyarakat yang rumahnya roboh ditempatkan ke tempat pengungsian," Sutopo memungkas.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya