Liputan6.com, Jakarta Plt Gubernur provinsi DKI Jakarta Soni Sumarsono menyebut para ketua RT dan RW seumpama pentil sepeda. Menurut Sony, meski ketua RT dan RW bukanlah struktur pemerintahan yang resmi, mereka adalah bagian kecil yang sangat penting.
"Seperti sebuah sepeda dengan harga jutaan rupiah. Tapi kalau enggak ada pentil, maka harga jutaan sepeda tadi percuma. Sepeda mewah tak jalan tanpa pentil, barang kecil, murah tapi jasanya luar biasa. Dan pentil-pentil itu ada di depan saya saat ini," ujar Soni di hadapan ratusan ketua Rw dan Rt saat acara silaturahmi di Gelanggang Olahraga Remaja (GOR) Tanjung Duren, Jakarta Barat, Rabu (14/12/2016).
Soni menerangkan, pekerjaan sebagai ketua RT dan RWÂ bukanlah pekerjaan yang bisa dihargai dengan uang. Pasalnya mereka adalah wakil pemerintah yang langsung bersentuhan dengan masyarakat.
Advertisement
"RT dan RW bukanlah pegawai, tenaga kerja, buruh, karyawan. Tapi, tokoh masyarakat, abdi masyarakat. Pekerjaannya murni pengabdian," kata Soni.
Karena ratusan ketua RT dan RW mengeluh soal kecilnya biaya operasional, Soni langsung berjanji dalam perancangan APBD yang tengah dilakukan dengan DPRD DKI Jakarta akan memasukkan hal ini sebagai anggaran tetap Provinsi DKI Jakarta.
"Angka ini memang terlalu kecil, perlu dinaikkan. Ini bukan gaji, tapi tetap BOP (biaya operasional). Kalau masih kurang, lebihnya adalah pahala. Bayaran tak berarti berupa uang," kata dia.
"Sebelum meninggalkan Jakarta, saya mau amal dulu, menaikkan BOP," janji Sony yang disambut riuhnya tepuk tangan para ketua RT dan RW.
Soni membandingkan biaya operasional para ketua RT dan RW Jakarta yang jauh dari kata layak. Menurut dia ini harus diubah. Selain Jakarta adalah Ibu Kota, provinsi ini juga etalase Republik Indonesia.
"Ketika saya jadi gubernur di Sulawesi Utara, BOP nya lebih besar dari Jakarta ini. Langsung dalam hati dan pikiran saya mau menaikkan BOP. Saya lagi bahas APBD. Ada eksekutif dan legislatif, saya udah bilang ke DPRD, ayo kita bangun Jakarta dengan APBD yang kita miliki," kata Soni.
Namun, kepastian apakah biaya operasional bagi RT dan RW dengan nominal Rp 975.000 itu akan naik, Sony masih belum mampu menjanjikan dengan pasti.
"Sekarang jawabannya tergantung di DPRD," ucap Soni.