Pendidikan Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Mulai dari Keluarga

Cendikiawan dan Guru Besar UIN, Azyumardi Azra memaparkan bahwa pendidikan kesetaraan perempuan dan laki-laki haruslah dimulai dari keluarga

oleh Liputan6 diperbarui 15 Des 2016, 18:45 WIB
Diterbitkan 15 Des 2016, 18:45 WIB
Pendidikan Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Mulai Dari Keluarga
Cendikiawan dan Guru Besar UIN, Azyumardi Azra memaparkan bahwa pendidikan kesetaraan perempuan dan laki-laki haruslah dimulai dari keluarga

Liputan6.com, Jakarta Dalam rangka peringatan Hari Ibu ke-88, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP dan PA) menggelar Talkshow dengan tema Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kekerasan, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Ekonomi. 

Acara tersebut menghadirkan pembicara Cendikiawan dan Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Azyumardi Azra. Azra memaparkan bahwa pendidikan keseteraan perempuan dan laki-laki haruslah dimulai rumah dan keluarga.

"Kita harus mengurangi pembagian kerjaan di rumah berdasarkan jenis kelamin. Anak laki-laki sekali-kali suruh menyapu dan cuci piring. Selama ini kan lebih banyak anak perempuan, sekarang suruh anak cowok yang cuci piring," ujar Azyumardi Azra di acara Talkshow dalam rangka peringatan Hari Ibu ke-88 di Hotel Crown Plaza, Jakarta, Kamis (15/12).

Kalau bicara akhlak dan budi pekerti, Azra mengatakan juga harus dimulai dari lingkungan keluarga dan rumah tangga. Keluarga menjadi pendidikan pertama, anak-anak diajari menjadi orang yang mencintai ilmu. Bagaimana supaya bisa mencintai ilmu? Sejak kecil dikasih buku sehingga kebiasaan untuk membaca itu tumbuh. "Kalau ulang tahun kita kasih hadiah buku," kata Azra.

Sementara itu untuk mewujudkan generasi yang lebih baik menurut Azyurmardi Azra kuncinya terletak pada ibu dan ayah. "Jika anaknya bandel, bukan hanya ibu tapi ayahnya juga yang harus disalahkan. Tugas membacakan cerita bukan hanya pada ibu, tapi juga sang ayah.

Terciptanya hubungan yang harmonis antara ayah dan ibu, lanjut Azra sangat penting sekali. Si ayah diharapkan tidak sampai merendahkan atau memarahi istri didepan anaknya, karena ini akan terbawa ke psikologi anak.

"Ayah dan ibu harus sama sama bertanggung jawab. Jangan kalau anak-anaknya bandel, hanya ibu yang disalahkan, ayahnya juga salah, jadi harus sama-sama," kata Azra.

"Jadi, untuk anak-anak itu penting sekali sejak kecil memiliki kesetaraan diantara laki-laki dan perempuan. Baik laki-laki dan perempuan manusia yang bermartabat, berharkat, dan mulia," tutur Azra.

Acara Talkshow dengan tema Kesetaraan Perempuan dan Laki-Laki Untuk Mewujudkan Indonesia Bebas dari Kekerasan, Perdagangan Orang, dan Kesenjangan Ekonomi ini melibatkan 6 organisasi perempuan, yakni OASE KK, Kongres Wanita Indonesia (KOWANI), TP. PKK Pusat, Dharma Pertiwi, Dharma Wanita Persatuan Pusat, Bhayangkari dan sejumlah tokoh perempuan.

Turut hadir Deputi Kesetaraan Gender Kementerian PP dan PA, Heru Prasetyo Kasidi, Linda Gumelar, Psikolog, Ratih Ibrahim, dan istri Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Tri Suswati serta Syahnaz Haque yang memandu jalannya Talkshow.

 

(*) 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya