Menag: Rasul Mengkategorikan Cinta pada Sesama Bagian dari Iman

Dalam sebuah hadist, kata Lukman, Rasulullah memasukan kategori kasih sayang terhadap sesama sebagai alat ukur keimanan seseorang.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 20 Des 2016, 07:21 WIB
Diterbitkan 20 Des 2016, 07:21 WIB
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin. (Liputan6.com/Miftahul Hayat)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin tidak bisa lupa dengan berbagai riwayat tentang Nabi Muhammad SAW. Terutama tentang ajaran kasih sayang dan cinta kasih terhadap sesama.

"Sesungguhnya begitu banyak mutiara hidup dari kisah Rasul. Tapi dari sekian banyak hal, kita bisa menarik 2 hal utama dari beragam riwayat beliau yang sangat menonjol. Pertama adalah ajaran kasih sayang, dan kedua cinta kasih terhadap sesama," ungkap Lukman saat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di Istana Negara, Jakarta, Senin 19 Desember 2016.

Lukman sangat ingat sebuah riwayat tentang kasih sayang yang diterapkan Rasulullah. Saat itu, Nabi Muhammad akan berdakwah di kota Thoif. Tapi, belum sempat menyampaikan ajaran Islam, Rasul sudah diusir dan dilempari dengan batu.

Malaikat Jibril yang melihat hal itu menawarkan kepada Rasulullah untuk memberikan pelajaran pada kaum Thoif. Tak tanggung-tanggung, malaikat menawarkan menjatuhkan 2 gunung di atas kota Thoif.

"Tapi Rasulullah jangankan mengiyakan tawaran malaikat itu, bahkan beliau mendoakan dengan doanya yang sangat terkenal. 'Allahumahdi kaumi fainnahum la yaklamun'. Ya Allah berikanlah petunjuk bagi masyarakat Thoif pada kaumku. Umatku itu karena sesungguhnya perilaku mereka karena ketidaktahuan mereka, karena belum datangnya petunjuk pada mereka. Itulah salah satu bentuk kasih sayang Rasulullah kepada sesama," tutur Lukman.

Bahkan, dalam sebuah hadist, Rasulullah memasukan kategori kasih sayang terhadap sesama sebagai alat ukur keimanan seseorang. Hal inilah yang seharusnya disadari oleh seluruh umat Islam khususnya di Indonesia.

"La yukminu ahadukum hatta yuhibba liaihi ma yuhibbu linafsih.' Jadi tidaklah beriman seorang pun di antara kamu yang tidak mencintai sesama saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri. Jadi Rasul bahkan mengklasifikasikan atau mengkategorikan cinta kepada sesama bagian dari keimanan, bagian dari tolak ukur keimanan," imbuh Lukman.

Akhlak dan teladan Rasulullah ini patut diteladani. Karena kehadiran Nabi Muhammad memang ditugaskan untuk menyempurnakan akhlak manusia.

"Semoga dengan peringatan Maulid Nabi Besar Muhammad SAW tahun ini, kita bisa mengambil hikmah dari keteladanan beliau," pungkas Lukman Hakim Saifuddin.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya