Misteri Pembunuhan Sadis di Pulomas

Dodi, diakuinya, pernah mengundang Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dan Camat Pulogadung ke rumahnya.

oleh Nanda Perdana PutraAndrie HariantoMuhammad Radityo PriyasmoroFachrur Rozie diperbarui 28 Des 2016, 00:01 WIB
Diterbitkan 28 Des 2016, 00:01 WIB
20161227-Perampokan Sadis di Rumah Mewah Pulomas-Fanani
Mobil jenazah terparkir di lokasi perampokan sadis yang terjadi di Jalan Pulomas Utara, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (27/12). Belum diketahui motif peristiwa tersebut, apakah perampokan atau pembunuhan. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Saban pagi, Sukirno dan empat rekannya berkeliling di kawasan pulomas Utara, Jakarta Timur. Aktivitas itu rutin dilakukan Sukirno dan empat rekannya.

Namun, pada hari itu, wilayahnya mendadak heboh. Sebab, kabar yang diterima telah terjadi perampokan di wilayah 'kekuasaannya' itu. Enam orang dilaporkan meninggal dunia dan lima lainnya dalam kondisi kritis.

Peristiwa terjadi di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A RT12/16 Kayuputih Pulogadung, Jakarta Timur Selasa 27 Desember 2016. Lokasi kejadian berada di jalan utama kompleks perumahan.

Berdasarkan data dari kepolisian, enam korban dugaan pembunuhan sadis Pulomas yang meninggal dunia adalah pemilik rumah Dodi Triono (59), Diona Arika Andra Putri (16/anak Dodi), Dianita Gemma Dzalfayla (9/anak Dodi), Amel (teman anak Dodi), Yanto (sopir), dan Tasrok (40/sopir).

Sedangkan lima korban dugaan pembunuhan sadis Pulomas yang masih hidup adalah Emi (41), Zanetta Anette Kslila (13), Santi (22) yang merupakan pembantu, Fitriani (23), dan Windy (23).

Saban hari, kata Sukirno, jalanan di depan rumah tersebut ramai dilalui kendaraan. Karena itu pulalah, jalanan yang melintasi kediaman milik korban Dodi Triono minus penjagaan khusus.

"Setiap satu jam kami patroli, muter, enggak ada kecurigaan di rumah korban," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa 27 Desember 2016.

Bahkan sampai dengan ganti personel jaga, dia dan kawan-kawannya tidak melihat hal-hal yang tidak wajar. Sampai akhirnya satu per satu polisi mendatangi rumah tersebut dan tersiar kabar enam orang tewas di dalam kamar mandi berukuran 1,5x1,5 meter.

"Tidak ada tanda-tanda mencurigakan di rumah korban," ujar Sukirno.

Kamar Mandi 1,5x1,5 Meter

Kondisi kamar mandi tempat 11 korban perampokan di Pulomas disekap.
Kondisi kamar mandi berukuran 2x1 meter tempat 11 korban perampokan di Pulomas disekap. (Ist)

Adalah Sheila Putri dan Evan Sandrego yang melaporkan kejadian yang mengenaskan itu ke Satpam kompleks perumahan. Awalnya  Sheila Putri dan Evan Sandrego mendengar ada rintihan dari dalam rumah korban. Luthfi yang merupakan warga setempat, mengaku datang karena dimintai tolong Satpam.

Luthfi, menuturkan kejadian saat dirinya menemukan para korban di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter. Ia mengaku datang ke lokasi kejadian sekitar pukul 10.00 WIB.

"Saya bawa semacam linggis dan kapak. Linggis (awalnya) tidak bisa, baru bisa kapak saya hantem (dobrak pintu)," ungkap dia, Selasa 27 Desember 2016.

Saat mendobrak pintu kamar mandi, Luthfi mengaku melihat kondisi mengenaskan orang-orang yang ada di dalam. Umumnya tergeletak lemas karena diduga kehabisan oksigen.

"Saya datang sekitar pukul 10 pagi, setelah didobrak (pintu) korban dipindahin, kondisi sudah tidak karuan, intinya kejam," ujar dia.

Luthfi diketahui seorang warga dari kompleks di mana korban menjabat sebagai ketua RT di Pulo Mas Residence. Dia sering diperbantukan korban pembunuhan sadis Pulomas dalam mengurus surat-menyurat antarwarga bila dibutuhkan.

Dalam foto yang diterima Liputan6.com, Selasa (27/12/2016), kondisi pintu kamar mandi tempat pembunuhan sadis Pulomas itu sudah dalam keadaan rusak. Pintu tersebut dibuka paksa polisi untuk mengeluarkan para korban yang disekap selama sekitar 17 jam itu.

Ada bercak darah di lantai kamar mandi tersebut. Terlihat juga pakaian dalam, dua kacamata, dan sampah tercecer di lantai. Kondisi WC bagian atas tampak rusak. Shower mandi terlihat menjuntai, dan penutup exhaust fan tergeletak di bawah.

Motif

TKP perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur
TKP perampokan sadis di Pulomas, Jakarta Timur

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol M Iriawan mengaku belum mengetahui motif pembunuhan sadis Pulomas, apakah terkait perampokan atau dugaan lainnya. Namun dipastikan, kondisi seluruh ruangan di rumah tersebut berantakan.

"Kami belum bilang perampokan, motifnya masih kami dalami. Benda-benda yang hilang sedang kita tanyakan ke korban yang selamat, karena kita tidak tahu barang-barang yang hilang itu apa saja," ujar Iriawan saat dihubungi Liputan6.com, Selasa 27 Desember 2016.

Iriawan mengatakan, 11 penghuni rumah mewah itu diduga disekap perampok dalam satu kamar mandi berukuran 1,5x1,5 meter. Kamar mandi terkunci dari luar dan enam korban meninggal diduga akibat kehabisan oksigen.

"Iya yang meninggal enam orang kehabisan oksigen," kata Iriawan.

Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di lokasi kejadian, mengatakan hal yang sama. Sebab, dari hasil sementara olah TKP, petugas tidak menemukan barang berharga yang hilang di rumah tempat pembunuhan sadis Pulomas.

"Sementara tidak ditemukan barang-barang hilang. Benda-benda masih ada di tempat semestinya," ujar dia.

Menurut dia, jajaran Polda Metro Jaya masih menyelidiki kasus dugaan perompakan ini. Petugas masih menyisir rumah mewah berwarna putih tersebut.

Polda Metro Jaya pun mengerahkan anjing pelacak untuk mengendus jejak pelaku. "Kita masih bekerja," kata Argo.

2 Anak Selamat

20161227- Proses Evakuasi Korban Perampokan dan Pembunuhan di Pulomas-Jakarta- Faizal Fanani
Polisi menemukan 11 korban yang disekap di kamar mandi ukuran 1,5 x 1,5 meter, Pulogadung, Jakarta, Selasa (27/12). Enam korban meninggal diduga akibat kehabisan oksigen. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Dua korban selamat dalam pembunuhan sadis Pulomas adalah anak kandung Dodi Triono. Dodi adalah salah satu dari enam korban yang meninggal.

"Zanette itu anaknya bapak (Dodi Triono) dari istri pertama. Fitriani juga anak dari bapak," ucap Khotijah, asisten rumah tangga Dodi Triono di Rumah Sakit Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Selasa 27 Desember 2016.

Sedangkan tiga lainnya korban pembunuhan merupakan asisten rumah tangga Dodi Triono. "Emi, pembantu, tukang bersih-bersih. Santi sama keponakan saya (Windy) baby sitter," sambung Khotijah.

Awalnya, Windy tak bekerja di rumah Dodi yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP) pembunuhan sadis tersebut. Windy bersama Khotijah bekerja di rumah sebelah TKP yang juga milik Dodi Triono.

"Tadinya sama keponakan, si Windy, di rumah sebelah. Terus Windy dipindah ke sana (TKP) kemarin," kata Khotijah.

Kini lima orang yang menjadi korban pembunuhan yang hidup dirawat di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur. Khotijah mengungkap, sang keponakan, Windy mengalami luka lebam di kaki, paha dan tangan.

Dodi Triono

20161227- Proses Evakuasi Korban Perampokan dan Pembunuhan di Pulomas-Jakarta- Faizal Fanani
Petugas membawa keluar jenazah pembunuhan di Pulogadung, Jakarta, Selasa (27/12). Sebanyak 11 orang menjadi korban, enam di antaranya meninggal dunia. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Sosok Dodi Triono 59 tahun, salah satu korban pembunuhan sadis Pulomas, dikenal ramah dengan warga sekitar rumahnya tinggal. Bahkan, sebutan tokoh masyarakat dilekatkan kepada konsultan arsitektur.

"Selain dikenal sebagai pengusaha sukses, Dodi punya jaringan luas ke kalangan pejabat," kata Ketua RW 16, Abdul Ghani, Selasa 27 Desember 2016.

Dodi, diakuinya, pernah mengundang Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana dan Camat Pulogadung ke rumahnya.

Dihubungi terpisah, Wali Kota Jakarta Timur Bambang Musyawardana mengakui hal tersebut. Ia mengatakan, Dodi merupakan tokoh masyarakat di Pulomas. Dia juga mengakui pernah bertandang ke kediaman Dodi di Pulomas untuk jamuan makan malam.

"Saya dan camat pernah berkunjung, pas keliling-keliling. Kebetulan yang bersangkutan tokoh di sekitar situ. Kami makan bersama dan saya foto-foto saja nempel di mobilnya," kata Bambang.

Cerita lainnya, Dodi merupakan pemenang proyek tender di Senayan, Jakarta Pusat. "Dia itu pemimpin proyek di Senayan, tapi izinnya belum keluar. Tender sudah dimenangkan," ucap Dewi, adik ipar Dodi Triono di RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Selasa 27 Desember 2016.

Namun Dewi tak mau menjelaskan lebih jauh perihal kemenangan tender tersebut. Namun diketahui, Dodi merupakan seorang arsitek. "Wah saya enggak tahu, Mas. Saya juga masih shock nih," kata Dewi.

Di wilayahnya, Dodi sendiri merupakan ketua Rukun Tetangga (RT). "Dia Pak RT di sini. Ini rumah keduanya," sambung Dewi.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya