Cerita Haru Zanette Kuatkan Kakak Saat Penyekapan Sadis Pulomas

Erlinda menduga ada motif dendam dari kasus penyekapan dan pembunuhan sadis Pulomas.

oleh Andrie Harianto diperbarui 28 Des 2016, 10:47 WIB
Diterbitkan 28 Des 2016, 10:47 WIB
20161227- Proses Evakuasi Korban Perampokan dan Pembunuhan di Pulomas-Jakarta- Faizal Fanani
Petugas kepolisian membawa keluar jenazah pembunuhan di Jalan Pulomas Utara Nomor 7A, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta, Selasa (27/12). Polisi tidak menemukan barang berharga yang hilang dalam peristiwa tersebut. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta Zanette Kailila Azaria (13) masih terbaring lemas di Rumah Sakit Kartika, Pulomas, Jakarta Timur. Anet, sapaan Zanette, perlahan menuturkan detik-detik dia, ayahnya Dodi Triono, kakaknya Diona, adiknya Dianita Gemma, serta tujuh orang lainnya disekap di kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter. Pembunuhan sadis di Pulomas Utara 7A ini mendadak sontak menyedot perhatian publik.

Penuturan tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Erlinda usai menjenguk Anet di RS Kartika, Selasa, 27 Desember 2016.

"Saya tidak bisa berkata-kata, kecuali mendengarkan cerita Anet yang usianya lebih muda, tapi harus menguatkan kakaknya yang jauh lebih tua, untuk lebih survive karena berjam-jam disekap dalam tempat yang kecil," ujar Erlinda.

"Sang kakak yang sudah tidak kuat karena lemas dan dehidrasi hanya bisa teriak dan menggigit adiknya. Dia mengucapkan seolah-olah kamu yang harus kuat, kamu yang harus selamat," dia melanjutkan.

Kondisi pengap dan tidak ada lubang udara membuat sang kakak lemas. Belum lagi dehidrasi yang dialami sang kakak.

"Jadi, sang kakak menggigit adiknya (tangan sebelah kiri), tanda adiknya harus kuatkan kakak kandungnya sendiri," tutur Erlinda.

Cerita lainnya adalah kakak kandung Anet yang diceburkan ke bak mandi dan ditodong senjata api. "Traumanya sangat luar biasa," kata Erlinda.

Anet, kata Erlinda, terdengar marah saat dia menceritakan detik-detik para pembunuh menyekap dan diduga menyiksa dia dan 10 orang yang ada di rumah tersebut.

"Dia cerita semua sampai dia tunjukkan tangan sebelah kiri yang digigit kakaknya, hanya mau tunjukkan 'Dek kamu harus kuat, kakak sudah tak kuat'," kata Erlinda.

Sebelas orang disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Saat ditemukan pada Selasa, 27 Desember 2016, didapati enam orang tewas dan lima luka-luka dalam peristiwa ini.

Enam korban tewas, yakni pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.

Sementara lima korban selamat dari aksi penyekapan sadis yakni, dua anak korban bernama Zanette Kalila Azaria (13) dan Fitriani (23). Serta tiga asisten rumah tangga bernama Emi (41), Santi (22), dan Windy (23).

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya