Resolusi Ahok di 2017: Bicara Hati-Hati

Pengalaman tidak biasa yang dirasakan di 2016 adalah saat dia menjadi terdakwa perkara dugaan penistaan agama pada sidang 13 Desember.

oleh Liputan6 diperbarui 29 Des 2016, 06:31 WIB
Diterbitkan 29 Des 2016, 06:31 WIB
20161220-Sidang Lanjutan Ahok di PN Jakut-Jakarta
Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menjalani sidang lanjutan kasus dugaan penistaan agama di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Utara, Selasa (20/12). Agenda sidang adalah tanggapan dari jaksa penuntut umum atas nota keberatan Ahok (Liputan6.com/Pool/Agung Rajasa)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok mengungkapkan resolusinya jika terpilih lagi menjadi gubernur dalam Pilkada 2017 maka dia akan berhati-hati dalam berbicara untuk mencegah fitnah menimpanya.

"Kalau terpilih lagi, kita mulai mengerti, bicaranya jangan banyak buka celah, supaya orang enggak dapatkan untuk fitnah, untuk dipelintir," kata Ahok di tengah kegiatan blusukannya di Jalan Cililitan Kecil, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu 28 Desember 2016.

Ccagub yang berpasangan dengan Djarot Saiful Hidayat itu mengungkapkan karakter santun akan mudah didapatkan dengan belajar memilah-milih kata, namun karakter pemimpin korupsi yang lebih susah diubah.

Ada pun pengalaman tidak biasa yang ia rasakan sepanjang 2016 adalah saat dia menjadi terdakwa perkara dugaan penistaan agama pada sidang perdana 13 Desember lalu.

Namun demikian, keluarganya menerima status terdakwanya itu dan dia mengaku tidak pernah takut selama memiliki niat baik untuk menjadi pemimpin bersih.

"Selama niat kita baik, kenapa mesti takut? Kalau kamu mutiara, mau buang ke kubangan juga mutiara. Kenapa kamu takut, kecuali pencitraan," kata dia.

Ahok menceritakan suka citanya saat menjadi gubernur, salah satunya membantu pelajar pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) yang akan melanjutkan kuliah di perguruan tinggi negeri (PTN) melalui bantuan operasional Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) dengan anggaran Rp2,7 triliun.

"Senang dong, bisa bantu orang, Rp2,7 triliun bisa membuat orang dapat biaya (pendidikan) perguruan tinggi negeri," kata mantan Bupati Belitung Timur ini seperti dikutip dari Antara.

Menurut Ahok, bantuan pendidikan dirasa penting karena tidak semua orang memiliki kemampuan finansial yang sama untuk membiayai sekolah hingga perguruan tinggi.

Ia juga menceritakan kebanggaannya saat anak sulungnya, Nicholas Sean Purnama, masuk ke perguruan tinggi negeri yang ia cita-citakan.

"Aku senang anak aku bisa masuk perguruan tinggi negeri. Itu yang aku cita-citakan dulu mau masuk Kedokteran UI, tapi enggak dapet," kata Ahok.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya