Menhub Siap Benahi Kapal Ojek di Pelabuhan Kali Adem

Menurut Menhub Budi, mengenai tata laksana di Pelabuhan Kali Adem, dan penunjang lainnya akan dievaluasi terlebih dulu.

oleh Moch Harun Syah diperbarui 04 Jan 2017, 07:29 WIB
Diterbitkan 04 Jan 2017, 07:29 WIB
Kebakaran Kapal Zahro Express
(BNPB)

Liputan6.com, Jakarta Pasca-kebakaran Kapal Zahro Expres, Kementerian Perhubungan membenahi sistem angkutan laut, khususnya kapal penumpang.

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, kapal ojek di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, masih bisa beroperasi seperti biasa.

Namun ke depan, kata Budi, hanya kapal-kapal yang memenuhi syarat-syarat kelayakan baru yang bisa tetap beroperasi.

"Pada dasarnya, kita semua memberikan suatu kesempatan agar pelayaran-‎pelayaran ini tetap berkembang. Tapi kita akan lakukan perbaikan nanti itu," kata Budi di Pelabuhan Kali Adem, Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa 3 Januari 2017.

Persyaratan tersebut terkait rencana masuknya kapal Pelni dan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP), seperti Kapal Ferry, di Pelabuhan Kali Adem. Di mana, nantinya pengelolaan Pelabuhan Kali Adem akan dilakukan bersama oleh Pemprov DKI Jakarta dan Kementerian Perhubungan.

Namun, Pelni dan ASDP masuk ketika banyak kapal ojek yang dinilai tidak memenuhi syarat atau ketentuan baru yang dikeluarkan pihaknya. Hal itu semata-mata untuk membantu angkutan penumpang laut di Pelabuhan Kali Adem.

"Dalam waktu dekat ini kita akan menugaskan Pelni dan ASDP untuk menginstitusikan, supaya nanti kalau ada kekurangan, karena memang kualifikasi enggak cocok. Pelni dan ASDP bisa melaksanakan tugas," kata dia.

"Sekali lagi saya ucapkan terima kasih. (Pelni dan ASDP) bagian dari itu, kapal ojek itu sebagian masih tetap terus, apabila memang baik. sama-sama Pelni dan ASDP dan kapal pelayaran rakyat," dia memaparkan.

Menurut Budi, mengenai tata laksana, lokasi, dan penunjang lainnya, akan dievaluasi terlebih dulu. Begitu juga dengan pembagian tugas dan kewenangan antara pihak Pemprov DKI Jakarta dan Pelni serta ASDP.

"Ya akan kita evaluasi secara menyeluru‎h. Ini pelabuhan milik DKI, jadi kita akan kerja sama dengan pihak DKI. Dengan DKI nanti kita akan berbagi tugas, apa yang merupakan tugas ke kami, apa yang merupakan tugas DKI," Budi menandaskan.

KM Zahro Expres tujuan Pulau Tidung tiba-tiba terbakar setelah berlabuh sekitar satu mil dari Pelabuhan Muara Angke, Jakarta Utara, pada Minggu 1 Januari 2017, sekitar pukul 08.30 WIB.

Akibat kebakaran tersebut, 23 penumpang dinyatakan meninggal, 17 luka-luka, 17 hilang, dan lebih dari 200 lainnya selamat. Sedangkan nahkoda dan anak buah kapal atau ABK Zahro Expres diduga menyelematkan diri saat insiden terjadi.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) masih menyelidiki penyebab kebakaran tersebut. Namun penyelidikan sementara, ada dugaan kelalaian dalam insiden maut Kapal Zahro Expres.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya