Jokowi: Harga Produk Industri Pertahanan Indonesia Harus Bersaing

Masalah harga ini menjadi fokus utama industri pertahanan Indonesia saat ini sehingga produk dalam negeri bisa diterima di negara lain.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 16 Jan 2017, 15:43 WIB
Diterbitkan 16 Jan 2017, 15:43 WIB
2010116-Jokowi-Naik-Amfibi-AY1
Presiden Joko Widodo berada diatas Panser Anoa Amfibi didampingi Panglima TNI, Gatot Nurmantyo di Mabes TNI, Cilangkap, Senin (16/1). Panser tersebut melintasi danau Mabes TNI menuju Gedung Aula Gatot Subroto. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Industri pertahanan Indonesia terus mengalami peningkatan. Alutsista yang diproduksi juga sudah menjadi kebanggaan dengan digunakan banyak negara.

Meski sudah dapat memproduksi dan digunakan negara lain, Presiden Joko Widodo mengingatkan, perusahaan harus bisa memperbaiki dari sisi pembiayaan.

"Kalau costing-nya bisa ditekan produk itu kompetitif di pasar jualnya mudah," kata Jokowi di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta, Senin (16/1/2017).

Industri pertahanan Indonesia jangan hanya berpikir untuk memenuhi permintaan dalam negeri, seperti dari TNI dan Polri. Perusahaan juga harus berpikir bagaimana produk juga laku di pasar internasional.

"Mesti harus berani menjual keluar mesti harus berani menjual ke negara yang lain. Kalau costing-nya bagus harganya akan jadi kompetitif. Kalau produknya bagus tapi harganya tidak bisa kompretitif dengan negara lain ya akan sulit menjual," jelas Jokowi.

Masalah harga ini menjadi fokus utama industri pertahanan Indonesia saat ini, sehingga produk dalam negeri bisa diterima di negara lain.

"Jadi selalu saya tekankan masalah harga, masalah kompetitif. Karena semua produk akan berkompetisi dengan negara lain dan tidak mungkin produk itu hanya dijual di dalam negeri," pungkas Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya