BMKG Prediksi Curah Hujan di Jabodetabek Terus Meningkat

BMKG menyatakan sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam puncak musim hujan.

oleh Muhammad Ali diperbarui 21 Feb 2017, 08:42 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2017, 08:42 WIB
20160308-Ilustrasi Hujan-iStockphoto
Ilustrasi Hujan (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan sebagian besar wilayah Indonesia masih berada dalam puncak musim hujan. Sehingga peningkatan intensitas curah hujan masih terjadi.

"Dengan potensi curah hujan tinggi pada periode bulan Februari ini, maka potensi hujan lebat harian dapat meningkatkan peluang terjadinya bencana Hidrometeorologi," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Yunus S Swarinoto dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Selasa (21/2/2017).

Meskipun demikian, lanjut dia, frekuensi hujan yang cenderung meningkat lebih banyak dipengaruhi faktor lokal. Sedangkan secara umum sejak Januari tidak terdapat fenomena cuaca global yang signifikan seperti Indian Ocean Dipole (IOD), seruakan dingin, maupun gelombang tropis yang hampir seluruhnya dalam kondisi netral.

"Sehingga pada periode kali ini sangat perlu memperhatikan perkembangan dinamika cuaca lokal dan regional," ujar dia.

Dari tinjauan kondisi atmosfer, beberapa hari ke depan terdeteksi adanya aliran udara basah dari Samudera Hindia yang menyebabkan wilayah Sumatera bagian Selatan, Banten, Jawa Barat, dan Jabodetabek cenderung dalam kondisi yang cukup basah.

"Munculnya area perlambatan dan pertemuan angin mengakibatkan kondisi udara menjadi tidak stabil sehingga menyebabkan potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat dan petir," imbuh dia.

Kondisi tersebut didukung dengan kuatnya monsun Asia yang menyebabkan batas wilayah udara basah terkonsentrasi di sekitar pesisir selatan Jawa.

Suhu muka laut (SML) di Samudera Hindia Selatan Jawa Barat tanggal 12-19 Februari 2017 berkisar antara 28-30 derajat celcius, dengan anomali SML 2-4 derajat celcius.

"Kondisi ini mengindikasikan suplai uap air sebagai pendukung pertumbuhan awan hujan di wilayah Jawa Barat dan Sumatera relatif tinggi," kata Yunus.

Nilai kelembaban itu, ujar dia, relatif terjadi di wilayah Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Riau, Bengkulu, Banten, Jawa Barat, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Papua Barat.

"Lapisan 850 dan 700 mb umumnya bernilai lebih dari 70 persen, menunjukan bahwa kondisi udara basah yang berpotensi terhadap pertumbuhan awan-awan hujan cukup signifikan di wilayah tersebut," kata Yunus.

Diperkirakan potensi hujan akan meningkat dalam beberapa hari ke depan, khususnya di wilayah pantai barat Sumatera, Sumatera bagian utara, Sumatera bagian selatan, Bengkulu, Riau, Lampung, Banten, Jabodetabek, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi bagian Tengah, Sulawesi bagian Selatan, dan sebagian besar Papua.

"Terkait dengan hal tersebut, masyarakat diharapkan tetap mewaspadai potensi peningkatan curah hujan yang dapat disertai angin kencang dan berpotensi mengakibatkan terjadinya [banjir],(2863878 "") tanah longsor, banjir bandang maupun genangan," imbau Yunus.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya