Sastrawan Gerson Poyk Wafat dan Ide Keberagaman yang Tak Rampung

Gerson tengah menulis buku tentang keberagaman agama di Indonesia.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 25 Feb 2017, 17:13 WIB
Diterbitkan 25 Feb 2017, 17:13 WIB
Gerson Poyk
Fanny J. Poyk, anak sulung sastrawan Gerson Poyk (Liputan6.com/Ady)

Liputan6.com, Depok - Gerson Poyk, sastrawan sekaligus wartawan senior Indonesia pergi untuk selamanya. Gerson menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Hermina Depok pada Jumat 24 Februari 2017, sekitar pukul 11.00 WIB, karena sakit yang diidapnya. Sejumlah karya sekaligus ide mengenai keberagaman di Indonesia belum kunjung rampung.

Anak pertama Gerson, Fanny J Poyk mengatakan sang ayah sedang menulis buku tentang keberagaman agama di Indonesia. Buku itu dituliskanya sejak November 2016. Lewat buku tersebut, sang ayah ingin memberikan contoh indahnya perbedaan.

"Ini loh contoh yang bagus tentang keberagaman agama, soalnya, sekarang lagi sensitif soal agama," ucap Fanny J Poyk putra wartawan senior itu kepada Liputan6.com, Sabtu (25/2/2017).

Buku itu terinsipirasi dari seseorang murid ayahnya yang bernama Ismail Mukhtar. Jadi, setiap hari pria asal Padang, Sumatera Barat selalu mengikuti kemana pun ayahnya melangkah. Sampai pada suatu hari, ayahnya merekomendasikan tiket haji melalui Kementerian Agama untuk diberikan kepada Ismail.

"Waktu itu bapak punya beberapa murid, salah satunya namanya Ismail Mukhtar dari Padang, orang itu selalu mengikuti bapak sampai sekarang," kata Fanny J Poyk.

Dia menuturkan, selain buku tersebut, ada sebuah Novel berjudul Terrorism No, Peace Yes yang belum sempat diterbitkan karena ayahnya dipanggil Yang Maha Kuasa. "Sudah jadi (bukunya) tinggal diedit dan dicetak," imbuh Fanny.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya