Liputan6.com, Jakarta - Tim pengacara terdakwa dugaan penodaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok , memutar video ceramah pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab dalam persidangan ke-17.
Salah satu pengacara Ahok, Humprey Djemat mengatakan, pihaknya sengaja menayangkan ceramah Rizieq untuk menunjukkan betapa bencinya pentolan FPI itu terhadap kliennya. Pihaknya curiga, kasus ini murni kepentingan politik kelompok tertentu.
"Kan di situ kelihatan kebencian dari Rizieq kepada Pak Ahok. Ada kata-kata 'biar kesamber geledek', atau ada yang 'bunuh.' Padahal kan dia ahli agama, ahli agama harus bersikap imparsial," ujar Humprey di sela-sela persidangan, di Auditorium Kementerian Pertanian, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2017).
Advertisement
Humprey melanjutkan, pernyataan tersebut tidak bisa disandarkan kepada Rizieq sebagai seorang pribadi. Apalagi, ia menjelaskan, Rizieq menamakan dirinya sebagai imam besar FPI, sehingga tentu memiliki pengaruh cukup besar di kalangannya.
"Kita lihat dari pelapornya sebagian dari FPI atau orang yang terafiliasi dengan FPI, atau kuasa hukumnya FPI. Semuanya itu bagi kita merupakan jaringan, walaupun dia ada di Palu, Padang, tapi mereka punya kaitan satu sama lain," kata dia.
Dari situ, ia menambahkan, terlihat jelas kasus yang menjerat Ahok tak lepas dari kepentingan politik di Pilkada DKI 2017. Mereka bergerak begitu masif. Mulai dari membuat laporan kepolisian hingga menggelar sejumlah aksi di Ibu Kota.
"Bagi kita rangkaiannya jelas, saksi pelapornya punya jaringan yang sama, pengaruh dari FPI, tujuannya yaitu jangan memilih Ahok. Nah itu yang penting bagi kita, karena itu berkaitan dengan demo-demo semuanya," ucap Humprey.
Pengacara Ahok lainnya, I Wayan Sidarta mengatakan, pihaknya sengaja menyandingkan video ceramah Rizieq dengan pidato kliennya di Kepulauan Seribu untuk menunjukkan ketidakadilan.
"Sekarang masyarakat sudah bisa melihat karena ini sidang terbuka untuk umum. Nah, kalau Rizieq Shihab pidato seperti itu kok tidak timbul apa-apa, lalu Ahok pidato seperti itu dan didukung oleh sikap dan pendapatnya Gus Dur kok menjadi tersangka, adil enggak?" ujar Wayan.
Karena itu, pihaknya yakin apa yang tengah menjerat Ahok bukan murni soal penodaan agama, melainkan kepentingan politik semata. "Ini tidak lain tidak bukan rekayasa menjegal Ahok sebagai gubernur," tegas Wayan.