Kronologi Hilangnya Pesawat Kargo di Papua

Upaya pencarian dihentikan karena cuaca yang tidak mendukung.

oleh Katharina JanurIka Defianti diperbarui 12 Apr 2017, 21:38 WIB
Diterbitkan 12 Apr 2017, 21:38 WIB
peta-papua-131025a.jpg

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso, menjelaskan kronologi hilangnya pesawat milik maskapai penerbangan Spirit Avia Sentosa (SAS) dengan rute Tanah Merah, Kabupaten Boven Digul menuju Oksibil, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua.

Menurut Agus, pesawat kargo tersebut berangkat dari Tanah Merah pukul 11.44 WIT dan diperkiraan mendarat di Oksibil pukul 12.40 WIT. Namun hingga saat ini pesawat yang dipiloti Captain Rio Pasaribu belum mendarat.

"Pukul 12.40 WIT personel ATC WAJO di Oksibil mendapatkan informasi dari flight following SAS di Jakarta menyampaikan pesawat tipe C208 Grand Caravan bernomor registrasi PK-FSO menunjukan signal SOS pada flight tracker di koordinat 04 48' 47.7" S 140 39' 31.7" E," kata Agus di kantor Kementerian Perhubungan, Jakarta Pusat, Rabu (12/4/2017).

Upaya pencarian informasi terkait posisi pesawat PK-FSO langsung dikoordinasikan antara personel ATC di Oksibil dan personel di Tanah Merah, namun belum mendapatkan hasil.

"Sehingga pukul 13.02 WIT pesawat SAS jenis DHC-6 PK-FSC yang berangkat dari Oksibil menuju Sentani sempat melakukan pencarian dia area koordinat tersebut. Namun tidak dapat melihat ke bawah karena kondisinya tertutup awan dan penerbangan ini melaporkan tidak menerima signal ELT," tutur dia.

Selanjutnya, personel dari Sentani meminta bantuan di area koordinat yang dilaporkan kepada pesawat Trigana TGN255 rute Sentani-Oksibulil dengan keberangkatan pukul 13.11 WIT sampai Oksibil juga tidak menemukan hasil.

"Selain itu pesawat AMA jenis PK-RCE berangkat dari Oksibil pada 13.43 WIT juga membantu melakukan pencarian di area titik koordinat yang dilaporkan. Tetapi juga mendapatkan sinyal ELT dari pesawat PK-FSO pada pukul 12.28 WIT," jelas Agus.

Agus menambahkan, saat peristiwa hilang kontak terjadi cuaca di Oksibil berangin pelan, serta jarak pandang mencapai 8 nautical mile (nm).

"Sebenarnya untuk usia pesawat acceptable, dan diproduksi tahun 1999. Mengenai hasilnya kami masih akan menunggu, semua personil juga sudah diberbantukan di sekitar daerah tersebut," agus menuturkan.

Mengenai kejadian yang sering terjadi di Papua, Agus menegaskan Kemenhub segera merealisasikan terkait alat bantu navigasi.

"Jadi kami sekarang sudah mempunyai road map dan akan segera kita gelar, terutama alat bantu navigasi terutama di Pulau Papua," kata Agus.

Upaya Pencarian

Direktur PT Assosiation Mission Aviation (AMA), Djarot Soetanto, mengerahkan dua pesawat untuk pencarian pesawat hilang kontak, salah satunya berjenis Caravan yang diterbangkan oleh Capten Pilot Eric Roberts dan Capten Pilot Brian Pottinger dan jenis Pilatus yang diterbangkan Capten Pilot Marc Harris.

Namun, upaya pencarian untuk saat ini dihentikan karena cuaca yang tidak memungkinkan.

"Pencarian akan kembali dilakukan pada pagi hari. Jika cuaca cerah, kami akan melakukan pencarian pada pukul 06.00 WIT. Semoga pencarian besok dapat berjalan baik," kata Djarot.

Saat ini, 25 personil gabungan TNI/Polri dan SAR melakukan pencarian ke arah jatuhnya pesawat, dengan menempuh perjalanan 12 jam dengan berjalan kaki.

Kepala Bandara Tanah Merah, Fitra Jaya menyebutkan saat ini masih terus melakukan rapat koordinasi pencarian.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya