Jasa Marga Tutup Jalan Alternatif ke Puncak, Warga Menolak

Penutupan jalan alternatif Gadog melalui pintu rest area Ciawi itu dinilai menghambat aktivitas warga.

oleh Achmad Sudarno diperbarui 13 Apr 2017, 11:21 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2017, 11:21 WIB
Jalan Alternatif Gadog Ditutup
Seorang polisi saat mengankan lokasi penutupan jalan alternatif Gadog. (Liputan6.com/Achmad Sudarno)

Liputan6.com, Bogor - Warga Desa Pandansari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor menolak penutupan jalan alternatif Gadog dari PT Jasa Marga. Warga beralasan penutupan jalan alternatif yang melalui pintu rest area Ciawi itu dinilai menghambat aktivitas warga.

"Kami keberatan kalau jalan ke luar tol di rest area ditutup, karena biasa digunakan warga menuju Cisarua maupun ke Kota Bogor," ujar Oce Rosadi, tokoh masyarakat setempat, Bogor, Kamis (13/4/2017).

Sebab, kata Oce, jika melewati jalur utama warga harus memakan waktu cukup lama, lantaran jarak tempuh cukup jauh dan macet.

"Dan penutupan jalan ini juga tidak ada koordinasi dan disosialisasikan dulu dengan warga sekitar," ucap dia.

Karenanya, warga sepakat menolak penutupan jalan alternatif Gadog, dan akan memperjuangkan agar kendaraan tetap bisa melewati jalan itu.

Sementara, perwakilan Jasa Marga, Bisma, mengatakan semua rest area harus memenuhi standar operasional (SOP). Sesuai Peraturan Pemerintah No 15 Tahun 2005 Pasal 4, di rest area tidak boleh ada parkir liar, pungutan liar, hingga akses jalan ke luar tol.

Karena itu, menurut Bima, mengacu pada peraturan tersebut penutupan jalan alternatif tersebut tidak bisa ditawar lagi. "Kami hanya menjalankan aturan," kata dia.

Mengingat pembangunan jalan sebagai pengganti jalur tersebut belum rampung, kata Bima, Jasa Marga masih memperbolehkan kendaraan roda dua melintas.

"Untuk motor masih bisa, tapi itu pun dibatasi. Kami telah sosialisasi ke warga, telah tiga kali melakukannya," ujar dia.

Bima mengatakan selama ini banyak kendaraan roda empat keluar Tol Jagorawi melalui Rest Area Ciawi, untuk menuju Gadog. Kondisi ini terjadi apabila jalan raya Puncak-Bogor macet parah.

Akibatnya, sebagian warga Pandansari dan sekitarnya memanfaatkan situasi kemacetan, sebagai Pak Ogah atau pemandu bagi para pengemudi yang ingin melalui jalan alternatif menuju Gadog.

Tak hanya itu, di jalur alternatif tersebut juga marak terjadi pungli, terutama saat libur panjang. Hampir setiap 500 meter terdapat sekelompok pemuda meminta uang kepada setiap pengendara roda empat yang melintas.

Bahkan, ada beberapa warga yang meminta uang dengan cara memaksa di jalur alternatif Gadog. Bila pengendara tidak memberikan, mereka akan menghalang laju kendaraan hingga merusak kendaraan.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya