Erwin Aksa: Berkat Heli, Esensi Rekonsiliasi Ahok-Anies Terjadi

Dia menyatakan setelah pertemuan terjadi, semua merasa Pilkada DKI damai dan jujur serta diterima oleh Ahok dan Anies.

oleh Ika Defianti diperbarui 23 Apr 2017, 22:06 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2017, 22:06 WIB
20170420-Ahok dan Anies Berjumpa di Balai Kota-Fanani
Gubernur DKI Basuki T Purnama atau Ahok dan Cagub DKI, Anies Baswedan melakukan jumpa pers di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (20/4). Pertemuan perdana mereka pasca pencoblosan kemarin hanya berlangsung sekitar 20 menit. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Pengusaha Erwin Aksa mengakui meminjamkan helikopter miliknya kepada calon Gubernur DKI Anies Baswedan saat akan bertemu gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di Balai kota Jakarta. Pemakaian helikopter itu dinilainya hanya untuk mempersingkat waktu tempuh agar pertemuan itu dapat berlangsung.

"Kita bukan untuk gaya-gayaan lah, tidak ada. Ingin cepat, kalau enggak cepat Pak Ahok pergi, esensi rekonsiliasinya tidak terjadi begitu. Karena setelah itu terjadi, kan semua merasa bahwa Jakarta ini ternyata pilkadanya damai, jujur, bisa diterima semua pihak. Pak Ahok bisa menerima, Pak Anies bisa menerima. Itu esensinya," jelas Erwin saat ditemui di Jalan Simprug Golf 3, Senayan, Jakarta Selatan, Minggu (23/4/2016).

Hal ini yang dianggapnya penting untuk diketahui masyarakat. Dia menilai walaupun Pilkada DKI Jakart berlangsung cukup panas, namun semua warga mampu menyikapinya dengan baik.

"Ya kita harus kembali lagi kepada kerja kita masing-masing. Kita ingin masyarakat Jakarta ini mengetahui benar bahwa kedua pemimpin ini merupakan seorang negarawan yang menerima hasil demokrasi itu," terang dia.

Erwin juga meminta masyarakat agar bersikap proporsional menyikapi pejabat publik dalam menggunakan moda transportasi. Sebab terkadang, mereka yang menggunakan angkutan publik pun tak lepas dari pandangan negatif masyarakat.

"Nanti kalau naik ojek online terus dianggap pencitraan lagi ya kan. Pilkada juga udah lewat kan. Kita juga tidak ingin melihat juga siapa nama pejabat-pejabat alasannya menaiki apa, itu publik transport yang katanya terus alasannya pencitraan," jelas dia.

Dia menjelaskan, Helikopter yang mengangkut Anies Baswedan bertolak dari RS Siloam di Jalan TB Simatupang. Heli kemudian mendarat di Hotel Aryaduta. Jarak antara Aryaduta menuju Balai Kota dirasa lebih cepat dibanding harus berkendara mobil dari kediaman Anies di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Terkait ramainya isu di media sosial yang menilai tindakan Anies memilih naik helikopter sebagai hal yang berlebihan. Aksa menilai reaksi tersebut sebuah hal yang wajar.

"Namanya juga medsos semua punya hak untuk bicara silahkan, intinya Pak Anies punya niat untuk membangun rekonsiliasi. Tidak ada lagi paslon nomor urut dua dan tiga," ucap Erwin Aksa.

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya