Ahok: Sayang Bunga Dibakar, Padahal Itu Rezeki Pasukan Oranye

Ahok menyayangkan aksi buruh yang membakar karangan bunga saat May Day.

oleh Delvira Hutabarat diperbarui 02 Mei 2017, 16:33 WIB
Diterbitkan 02 Mei 2017, 16:33 WIB
Buruh Bakar Keranda Mayat-Mayday 2017-Jakarta- Yoppy Renato-20170501
Karangan bunga untuk Ahok-Djarot dibakar oleh orang yang diduga menjadi provokasi saat aksi Hari Buruh di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (1/5). (Liputan6.com/Yoppy Renato)

Liputan6.com, Jakarta Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyayangkan aksi buruh yang membakar karangan bunga saat peringatan Hari Buruh atau May Day di Monas. Pasalnya, bila tidak dibakar buruh, karangan bunga itu bisa jadi penghasilan tambahan Pekerja Penanganan Sarana dan Prasarana Umum (PPSU) atau yang lebih dikenal dengan Pasukan Oranye.

Menurut Ahok, meski karangan bunga tidak dipajang lantaran sudah layu, tetapi kerangka karangan bunga yang dikirimkan warga untuk Ahok-Djarot itu dapat dijual kembali oleh Pasukan Oranye.

"Sayang saja dibakar, itu kan (bisa) jadi rezeki Pasukan Oranye," kata Ahok di Balai Kota Jakarta, Selasa (2/5/2017).

Ahok menyebut, satu tumpuk kerangka karangan bunga bekas dapat dijual seharga Rp 50 ribu oleh Pasukan Oranye. "Dibawa ke Monas satu tumpuk jual saja bisa Rp 50 ribu kok," ucap Ahok.

Pembakaran bunga oleh buruh dibalas warga dengan mengirimkan tiga karangan bunga yang bertuliskan soal aksi saat demo buruh itu.

Ada karangan bunga bertuliskan, "Bunga bertanya: Apa salahku sampai aku kau bakar??". Pengirim karangan bunga tersebut menamai diri mereka sebagai Group Gembira Assoy.

Ada pula karangan bunga bertuliskan, "Terima kasih kepada pembakar bunga... karena doa2 kita lebih cepat naiknya," dari Group Menolak Kekerasan.

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya